Djawanews.com – Menurut Suyarno, Kabid Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), persoalan kesejahteraan sosial sangatlah kompleks. Berdasarkan data Dinsos DIY, pada 2019 terdapat 327 pekerja migran yang memiliki permasalahan sosial.
Secara umum, persoalan yang mereka hadapi tidak berbeda jauh dengan persoalan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lain. Terkait persoalan apa yang diterima pekerja migran tersebut, Suyarno tidak menjelaskannya lebih detail.
“PMKS ini kan ada banyak kategorinya. Ada yang ditelantarkan, tidak diberi hak sosial, ada kelompok lansia yang terlantar, dan masih banyak lagi. Termasuk pekerja migran,” ungkapnya, Rabu (29/07/2020).
Diwawancarai di tempat terpisah, Suparjo, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) DIY, menjelaskan bahwa masalah yang dialami para pekerja migran tersebut bukanlah persoalan administrasi atau regulasi.
Menurut Suparjo, persoalan sosial yang dialami para pekerja migran lebih banyak disebabkan oleh depresi. Selain itu, dia juga membenarkan bahwa pada 2019 pekerja migran banyak yang mendapatkan tekanan mental.
“Ada yang depresi, bahkan ada yang sepulang dari Australia pekerja migran ini tidak diakui keluarganya. Akhirnya kami limpahkan ke Dinsos memang,” jelas Suparjo.
Selain persoalan keluarga, Suparjo menjelaskan, ada beberapa faktor lain yang jadi pemicu depresi pekerja migran, salah satunya berasal dari tempat kerja penempatan.
“Tapi lebih seringnya karena saat pemulangan, pekerja ini sudah tidak diakui lagi oleh keluarganya. Akhirnya depresi dan harus direhabilitasi,” tandas Kepala BP2MI DIY.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.