Djawanews.com – Mantan narapidana korupsi, Muhammad Romahurmuziy kembali berpolitik dan kini diangkat menjadi Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP. Dia menegaskan bahwa dirinya tak pernah menyatakan keluar dari partai berlambang Ka'bah.
"Saya tidak pernah keluar dari PPP, jadi saya tidak bergabung (lagi ke PPP)," tegas Romy saat ditemui di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 5 Januari.
Dia mengatakan, jabatan ketua majelis pertimbangan merupakan permintaan dari rekan-rekan di PPP. Selain itu, hal tersebut memang merupakan sebuah tradisi bagi mantan ketua umum.
"Jadi rekan-rekan diminta untuk menjadi ketua majelis pertimbangan partai, karena dari waktu ke waktu tradisi di PPP itu mantan ketua umum selalu menjadi ketua majelis pertimbangan," kata Romy.
Dengan jabatan barunya di partai, Romy mengaku memiliki tugas berat, yaitu untuk kembali mengangkat nama PPP dan memenangkan partainya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Romy menambahkan, PPP menargetkan memperoleh 40 kursi di parlemen pada pemilu mendatang. Menurutnya, target tersebut tidak terlalu tinggi, sebab pernah dicapai pada Pemilu 2014 saat dia menjabat sebagai ketua umum.
"PPP pada 2024 tidak muluk-muluk menargetkan 40 kursi. 40 kursi adalah di mana PPP 2014 di saat saya memimpin. Sehingga ini sebenarnya adalah kembali perolehan kita pada pemilu sebelumnya," paparnya.
"Tentu ini bukan pekerjaan ringan," imbuh Romy.
Sebelumnya, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono mengaku sengaja mengajak Romy bergabung kembali dengan PPP untuk memperkuat partai dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Termasuk saya juga mengajak mantan ketua umum kita, mas Romahurmuziy untuk bergabung kembali memperkuat barisan kita," katanya.
Terkait status Romy yang merupakan mantan narapidana korupsi, Mardiono berharap hal itu nantinya bisa menjadi hikmah dan pembelajaran bagi seluruh kader PPP agar tidak tersandung masalah hukum yang sama.
Secara khusus, Mardiono juga meminta Romy untuk membagikan pengalaman pahitnya kepada kader-kader PPP.
"Mas Romy nanti akan bisa di beberapa event yang akan datang menyampaikan kepada kader-kader kita agar jangan ada lagi kader-kader kitas yang tersandung persoalan-persoalan hukum, karena itu akan menciptakan penderitaan bagi keluarga dan bagi kita semua," ucapnya.