Djawanews.com – Meski pandemi Covid-19 masih terjadi, jumlah iuran keagamaan masyarakat DIY terbukti tak berkurang. Dari pengumpulan zakat di Jogja selama enam bulan terakhir, jumlahnya justru meningkat, hingga 35 persen dibanding tahun 2019 lalu.
Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DIY, pengumpulan dana Zakat, Infaq, dan Sedekah, serta Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) Baznas DIY pada semester I lebih dari Rp15,48 Miliar. Dana tersebut didapat dari Baznas DIY dan Baznas kabupaten/kota.
“Paling banyak zakat dari Kulon Progo yang mencapai Rp4,319 Miliar lebih,” kata Ketua Baznas DIY, Bambang Sutiyoso dalam diskusi “Memberdayakan Mustahik di Era New Normal”, yang dikutip dari Suara, Senin (10/08/2020).
Jumlah terbanyak dihimpun dari zakat penghasilan, baik perseorangan atau instansi. Meski dalam perjalanannya mereka menemui kendala saat awal-awal pandemi.
Mereka juga mengungkapkan bahwa adanya berbagai kebijakan saat pandemi kepada Aparat Sipil Negara (ASN) juga berpengaruh. Salah satu contoh, pemerintah mengurangi tunjangan jabatan pada PNS, sehingga zakat yang mereka berikan juga mengalami penurunan.
“Sedangkan di sektor pendidikan, sekolah dan kampus yang libur membuat mahasiswa yang biasanya ikut mengelola zakat pun juga berhenti. Namun mereka menyatakan akan merapel saat kuliah kembali normal,” katanya.
Wakil Ketua III Baznas DIY, Nursya’bani Purnama, menjelaskan bahwa pemerintah meminta peran aktif Baznas untuk membantu menangani pandemi. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan menyalurkan dana dari Baznas sebesar 1 persen bagi masyarakat DIY, terutama yang berkemampuan ekonomi rendah yang terdampak pandemi.
Di periode Maret 2020, angka kemiskinan masyarakat DIY mencapai 475 ribu jiwa. Baznas sendiri berhasil memberikan bantuan kepada sekitar 4.000 warga miskin. Bantuan dalam bentuk kebutuhan dasar yang dikonsumsi sehari-hari.