Djawanews.com – Pemerintah telah menurunkan bantuan sosial (bansos) kepada pegawai dengan penghasilan di bawah Rp5 juta sebesar Rp600 ribu tiap bulannya. Namun hal tersebut tidak lepas dari modus penipuan baru.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Agus Susanto, menyatakan jika kini ada oknum yang berusaha mencuri data penerima bantuan melalui media sosial. Bagaimana modusnya?
Agus menjelaskan para penipu akan menghubungi calon yang berpotensi mendapatkan bantuan BLT dari pemerintah senilai Rp600 ribu melalui media sosial, kemudian mereka akan meminta data pribadi para korban.
"Kami mendapati ada upaya pencurian data via media sosial dengan menggunakan akun palsu yang mengatasnamakan BP Jamsostek," jelas Agus melalui keterangan resminya, Selasa (1/9).
Untuk itu, Agus mengimbau agar para penerima BLT pemerintah untuk lebih berhati-hati dan waspada pada modus penipuan dan pencurian data tersebut.
Kemudian Agus juga menjelaskan bagi karyawan yang memenuhi syarat menerima BLT maka cukup menunggu hingga dana ditransfer ke rekening tabungan bank masing-masing.
"Tidak perlu memberikan data atau informasi pribadi kepada pihak yang tidak dikenal. Untuk wewenang data terkait program BSU (bantuan subsidi upah) hanya dapat dilakukan oleh HRD perusahaan langsung ke sistem BP Jamsostek, "ungkap Agus, dilansir dari Media Indonesia, Rabu (2/9).
Selain modus penipuan baru calon penerima BLT, simak berita menarik lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.