Djawanews.com – Aribowo Sasmito, Ketua Komite Pemeriksa Fakta di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengungkapkan viralnya unggahan klepon tidak islami menunjukkan bahwa isu-isu terkait suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) masih mudah menyentil sebagian besar orang Indoensia.
Lebih dari itu, Aribowo mengkhgawatirkan unggahan sejenis justru digunakan untuk melancarkan sebuah agenda tertentu.
“Kalau isu SARA, itu menjadi pola misinformasi yang standar dan tipikal di Indonesia yang bisa digunakan untuk memancing emosi orang. Salah satu tanda satir atau parodi yang sukses itu justru jika makin banyak orang yang salah paham maka makin sukses juga parodi tersebut. Jadi salah satu hal yang paling gampang membuat tersinggung itu adalah dengan memakai isu SARA, karena itu membicarakan identitas,” kata Aribowo dikutip dari BBC.
Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir jajanan tradisional klepon mendadak viral pasca sebuah unggahan di media sosial melabeli klepon sebagai makanan “tidak islami”. Tidak diketahui pasti siapa sosok pembuat unggahan berbentuk iklan yang mempromosikan agar orang tidak membeli klepon, dan menganjurkan membeli aneka kurma yang tersedia di toko syariah tersebut. Dalam foto itu, hanya tertera nama tinta “Abu Ikhwan Aziz”.
Foto klepon tidak islami tersebut lantas menjadi viral setelah sejumlah akun media sosial dengan jumlah pengikut banyak turut mengungggahnya.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.