Djawanews.com – Berkaitan dengan anggaran kesehatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kritik terhadap anggaran penanganan Covid-19. Melalui konferensi pers daring Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa, 30 Juni 2020, Sri Mulyani menjelaskan kondisi anggaran kesehatan tersebut.
Sebagaimana diketahui rendahnya respons terhadap serapan anggaran bidang kesehatan untuk penanganan Covid-19, juga merupakan salah satu sumber kekesalan Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet 18 Juni 2020 lalu.
Total anggaran kesehatan penanganan Covid-19 adalah Rp 87,55 triliun, dan menurut Sri Mulyani harus disalurkan ke berbagai pihak, termasuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di nasional dan daerah.
Atas hal tersebut, Sri Mulyani menekankan jika belanja kesehatan tidak hanya menjadi urusan Kementerian Kesehatan di bawah Menteri Terawan Agus Putranto.
“Jadi dalam hal ini ada yang berpersepsi bahwa, ohh anggaran kesehatan baru cair sedikit, seolah-olah itu hanya tanggung jawab kementerian kesehatan, sebenarnya tidak juga,” terang Sri Mulyani.
Berdasarkan video yang diunggah Sekretaris Presiden di Channel YouTube-nya diketahui Jokowi menyampaikan kekesalannya lantaran belanja kesehatan sudah dianggarkan mencapai Rp 75 triliun. Namun, baru 1,53 persen saja yang sudah dibelanjakan.
Angka Rp 75 triliun adalah anggaran kesehatan tahap awal, sebelum kemudian naik menjadi Rp 87,55 triliun. “Uang beredar di masyarakat ke-rem ke situ semua,” terang Jokowi.
Bagaimana perkembangan terkini terkai anggaran kesehatan penanganan Covid-19? Simak selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.