Djawanews.com – Beberapa gadis yang berusia belasan tahun ternyata dipekerjakan sebagai pemeran dalam grup pornografi online di Jakarta Barat. Dalam menjalankan aksinya, mereka kerap berpura-pura sedang belajar online di rumah, padahal sedanng menampilkan live show erotis.
Kasat Reskrkim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi menjelaskan, berdasarkan proses pemeriksaan mereka, orang tua remaja tersebut tak tahu kelakuan anaknya. Mereka hanya tahu anak-anak mereka belajar dengan ponsel. Tapi belakangan baru mereka tahu bahwa anak mereka melakukan adegan pornografi.
“Orangtuanya tahunya dia lagi belajar online. Tahunya dia live show,” kata Arsya yang dikutip Djawanews dari Viva, Jumat, 14 Agustus 2020.
Ia menjelaskan, saat jadwal siaran langsung tiba, gadis remaja itu akan berada di kamar sendiri dan mulai melakukan adegan pornografi. Sang orang tua juga sempat bertanya, namun anaknya mengaku belajar online.
Padahal mereka sedang melayani orang-orang yang ada di grup pornografi di aplikasi Line. Remaja tersebut mau melakukan hal itu lantaran tergiur dengan bayaran admin grup.
“Tapi enggak cuma dari kalangan ekonomi lemah saja karena kan motivasi orang kan ada yang karena uang, ada yang karena senang-senang karena mikirnya kan enggak akan terlacak. Semua dilakukan secara digital,” kata Arsya.
Tim Cyber Crime Polres Metro Jakarta Barat sendiri telah menangkap tiga tersangka admin grup pornografi berbayar tersebut. Mereka mempekerjakan para remaja di bawah umur dengan bayaran Rp50 ribu per member yang menonton video live-nya.
Ketiga pelaku yang menjual konton live video show tersebut merupakan mahasiswa aktif di sebuah perguruan tinggi. Mereka dikenai Pasal 45 Ayat 1 juncto Pasal 27 Ayat 1 UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, dengan ancaman kurungan penjara maksimal enam tahun.