Djawanews.com – Farmokolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati meminta BPOM lebih teliti mengkaji ulang efektivitas obat Covid-19 temuan tim gabungan Universitas Airlangga, Badan Intelijen Negara, dan TNI Angkatan Darat.
Obat yang diklaim dapat memberikan tingkat efektivitas kesembuhan hingga lebih dari 90% itu merupakan kombinasi dari tiga macam obat antara lain:
- Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin.
- Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline.
- Hydrochloroquine dan Azithromyci.
Lopinavir/Ritonavir merupakan obat untuk pencegahan HIV/AIDS, sementara Hydrochloroquine merupakan obat antimalaria. Adapun Azithromycin merupakan antibiotik untuk pengobatan radang paru-paru.
“Karena Lopinavir/Ritonavir memang belum ada bukti efektivitasnya. Pernah dicoba tapi belum terkonfirmasi di negara lain sebab hasilnya tidak efektif. Ada di beberapa negara bagus, tapi ada juga yang tidak,” kata Zullies Ikawati dikutip dari BBC.
“Makanya dalam terapi penyembuhan di Indonesia belum dimasukkan obat itu,” lanjut Zullies menegaskan ketidakefektifan obat Covid-19 tersebut.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.