Djawanews.com – Pagi tadi (5/8), Prof Cornelis Lay meninggal dunia di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta pada usia 61 tahun. Jenazah Cornelis Lay kemudian dikebumikan di makam UGM di Sawitsari, Sleman, Yogyakarta.
Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bidang Ilmu Politik tersebut dikenal sebagai pengamat politik senior yang tenar di kalangan aktivis. Selain sebagai pengagum berat Soekarno, Cornelis semasa menjadi mahasiswa juga aktif dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Terdapat hubungan spesial antaran Cornelis dengan putri Soekarno Megawati Soekarnoputri. Bahkan dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar, Cornelis mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Megawati.
“Untuk Mbak Megawati Soekarnoputri, Almarhum Mas TK (Taufik Kiemas), dan tokoh-tokoh partai politik terutama dari PDI hingga generasi PDI Perjuangan, ucapan terima kasih saya haturkan untuk rangkaian pengalaman yang saya alami bersama,” ucap Cornelis, dilansir dari Beritasatu.
Pada tahun 2000 hingga 2004, Cornelis juga didapuk menjadi Kepala Biro Politik dan Pemerintahan Dalam Negeri di Kantor Megawati Soekarnoputri. Kedekatan antara Megawati dan Cornelis diungkapkan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Hasto menuturkan jika Megawati dapat berdialog selama berjam-jam bersama Cornelis, melakukan recalling keseluruhan ide, gagasan, cita-cita, dan perjuangan Soekarno di masa sekarang.
“Keduanya secara intens membaca apa yang tidak tertulis, merasakan apa yang tidak tampak, dan mencari makna atas setiap peristiwa politik dengan ‘terang’ pemikiran Bung Karno,” kata Hasto dilasnir dari Kompas (5/8).
Menurut Hasto, gagasan Cornelis dalam politik berasal dari pemikiran Soekarno, tentang kesadaran menjadikan politik sebagai keyakinan ideologis, politik sebagai dedikasi bagi kepentingan umum, dan politik untuk memperjuangkan sebuah tatanan kehidupan.
Selain kabar duka meninggalnya Cornelis Lay, simak berita menarik lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.