Djawanews.com – Tahun ini pemerintah akan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau hydropower yang sangat besar di Kalimantan Utara dan Papua. Proyek ini belum akan menjadi PLTA terbesar di dunia, namun jadi PLTA terbesar di Asia Tenggara.
Menurut Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, PLTA tersebut merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang telah mendapatkan komitmen investasi. Ia mengungkapkan, Andrew Forrest yang merupakan pimpinan Fortescue Metal Group (FMG)—perusahaan industri biji besi Australia—telah membuat komitmen untuk berinvestasi di proyek tanah air itu dengan nilai US$40 miliar.
"Australia yang masuk hydropower. Andrew Forrest itu dia investasi US$40 miliar untuk 10 tahun ke depan," terang Luhut, Jumat (25/09/2020), dikutip dari VIVA.
Ia menjelakan bahwa total potensi daya yang dihasilkan dari PLTA tersebut mencapai 10.830 megawatt untuk yang ada di Kalimantan Utara. Untuk PLTA yang ada di Mamberamo, Papua, potensi dayanya bahkan lebih dari 20.000 megawatt.
“Mereka mau membuat produksi yang green energy. Jadi dia pakai hydropower nanti bangun smelternya di bawah,” lanjut Luhut.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik berita lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus rubrik berita hari ini di Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik, jangan lupa ikuti Instagram @djawanescom.