Djawanews.com – Pemerintah Kota Yogya menerapkan asumsi terburuk untuk mengantisipasi angka kemiskinan di wilayahnya yang diprediksi akan terus melonjak hingga akhir tahun 2020 akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogya, Agus Tri Haryono mengatakan, pihaknya membuat tiga kondisi untuk melihat capaia kinerja di tengah pandemi, yaitu, pesimis, moderat, dan optimis.
“Kondisi pesimis itu merupakan asumsi terburuk, sedangkan moderat itu kisaran tengah-tengah dan optimis ketika sudah membaik,” ujar Agus melansir Kr Jogja, Senin (29/6/2020).
Agus mengungkapan, berdasarkan asumsi terburuk, angka kemiskinan yang saat ini tercatat 6,8 persen diprediksi akan terus naik hingga 13,9 persen pada akhir tahun ini.
Hal tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah pengangguran, pertumbuhan ekonomi yang bergerak minus serta tingkat kesenjangan atau gini rasio yang semakin tinggi akibat pandemi Corona.
Dia menjelaskan, asumsi-asumsi tersebut dibuat untuk mengimbangi perubahan kinerja anggaran yang terjadi pada tahun 2020.
Kendati demikian, target RPJMD 2017-2022 akan tetap digenjot. Karenanya, meski ada perubahan asumsi, target angka kemiskinan pada tahun 2022 sebesar 7,1 persen masih menjadi acuan utama.
“Tahun ini memang sedang sulit. Bahkan untuk bisa menyaingi pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu juga rasanya belum memungkinkan. Makanya perlu ada strategi pembangunan agar mulai tahun depan ada upaya yang lebih strategis,” pungkas Agus.