Djawanews.com – Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 tentu membawa duka mendalam bagi warga yang tinggal di Lereng Merapi. Selain mereka kehilangan sanak saudara, rumah mereka juga harus direlokasi, kecuali Mak Keti.
Mak Keti yang kini berusia 75 tahun adalah warga Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang tetap bertahan hidup di wilayah yang rawan terkena erupsi tersebut.
Sejatinya Mak Keti sudah disiapkan tempat tinggal baru di Huntap Karangkendal, Dusun Balong, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, namun dirinya memutuskan bertahan di dasanya dan kini tinggal sendirian di sana.
Lokasi rumah Mak Ketik tidak jauh dari Petilasan Mbah Marijan dan yang membuat khas dari huniannya adalah di depan rumahnya terdapat tulisan “Universitas Merapi”.
Di masa pandemi Covid-19 ini, bahkan Mak Keti percaya bahwa ada sosok gaib yang melindung warga sekitar Merapi dari virus berbahaya tersebut. Sosok gaib tersebut diyakini oleh Mak Keti bernama Kiai Sapu Jagat, hal tersebut sebagaimana ditulis oleh Harian Jogja.
“Nah kalau virus itu, jenengan tahu siapa yang jagain sini? Merapi!” terang Mak Keti dilansir dari Harian Jogja, Jumat (17/7).
Meskipun demikian, Mak Keti sadar jika ada kalanya dirinya harus turun gunung. Dirinya turun gunung tiap ada acara kampung, dan ketika dirinya mendapat pesan dari Kiai Sapu Jagat, yang diyakininya sebagai penjaga Merapi.
Apabila Mak Keti mendapat perintah dari Kiai Sapu Jagat akan adanya bahaya, maka dirinya akan mencari tempat yang aman. Simak berita menarik lainnya seputar Kiai Sapu Jagat di lereng Merapi hanya di Berita Terbaru di Jogja Djawanews.