Djawanews.com – Beberapa waktu belakangan ini fenomena Merapi menggembung membuat warga Jogja dan sekitarnya menjadi was-was. Hal tersebut menimbulkan banyak asumsi jika gunung berapi teraktif di Jawa tersebut akan erupsi.
Menanggapi hal tersebut, juru kunci Gunung Merapi, Bekel Anom Suraksosihono (Mas Asih) sebagaimana dilansir dari Harian Jogja (12/7) angkat bicara. Dirinya menilai jika gejala tersebut masih terbilang wajar.
Asih menyatakan jika penggembungan, hanya bisa terlihat jelas bila diamati dengan peralatan. “Kalau menurut saya masih biasa-biasa saja. Memang, kalau diamati betul pakai alat, keliatan jelas kalau ada penggembungan. Tapi kalau dilihat sekilas itu enggak begitu keliatan. Aktivitas gunung pun masih terlihat wajar,” terang Asih.
Meskipun demikian, Asih mengimbau kepada warga setempat agar selalu waspada dan tidak lalai terhadap gejala apapun yang muncul dari Gunung Merapi. Namun dirinya juga meminta kepada siapapun untuk tidak takut atau panik.
Asih juga menekankan jika warga harus mematuhi radius aman 3 km dari puncak Merapi. Termasuk kepada warga setempat yang sering mencari rumput di lereng Merapi.
Terkait dengan mitigas, Asih mengatakan jika saat ini masyarakat punya inisiatif lebih tinggi. Hal tersebut dicontohkan ketika muncul gejala vulkanis seperti asap atau getaran dari arah Merapi, warga tak perlu menunggu komando untuk menyelamatkan diri.
“Kalau semisal dilihat dari sini arah anginnya ke barat, utara, atau timur itu artinya aman. Nah, kalau arahnya ke selatan, masyarakat pun juga gak perlu terlalu panik. Masyarakat yang penting tenang dulu terus pelan-pelan menjauhi bahaya,” jelasnya.
Simak berita selengkapnya mengenai Merapi menggembung hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.