Djawanews.com – Di tengah perkotaan yang sesak dan padat, sekolompok pemuda dari Yogyakarta menggelar aksi solidaritas melalui “urban farming”. Mereka membuat lahan pertanian sendiri, dengan gaya dan ide yang kekinian.
Adalah Dodok, Ucok, dan Yatno yang merupakan anggota komunitas Kebunku Jogja, yang berisi sekumpulan anak muda yang menginisiasi pertanian perkotaan. Kegiatan yang mereka lakukan telah dimulai sejak pertengahan Mei 2020 lalu.
Menurut Yatno awal pula terbentuknya komunitas Kebunku Jogja adalah dari aktivitas Dapur Solidaritas Pangan Jogja, yang merupakan dapur kolektif yang bertujuan menanggulangi masalah pangan selama pandemi Covid-19.
“Muncul ide urban farming ini diawali dari dapur. Dulu teman-teman aktif di Dapur Solidaritas Pangan Jogja. Logistik dapur itu kan dari donasi yang sifatnya tidak pasti. Semakin ke sini semakin menipis, donator semakin sedikit. Akhirnya di Dapur 8, Balirejo, mulai mencoba mencari alternatif, lalu munculah ide urban farming ini,” Terang Yatno dilansir dari Harian Jogja, (23/7).
Pada mulanya, mereka bertiga menanam di lahan seluas 300 meter yang terletak di Sorowajan, Bantuntapan, Bantul. Lahan yang masih menjadi bagian dari Sekretariat Gusdurian Jogja tersebut kemudian mereka garap.
Mereka bertiga dalam berbenah lahan yang sebelumnya terbengkalai tersebut, dibantu oleh warga yang menyambut dengan antusias. Lalu pada 15 Mei penanaman pertama pun dimulai.
Di lahan tersebut ditanam beberapa jenis tanaman diantaranya cabai, sawi, tomat, singkong, kangkung, bayam, terong, papaya, ketela, kacang Panjang, dan pohon pisang.
Terkait dengan proses penanaman, Yatno menjelaskan secara terperinci. Baca selengkapnya cara pengolahan urban farming di Jogja tersebut, hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.