Djawanews.com – Lantaran tidak terima barang dagangannya yang berupa minuman keras (miras) disita, seorang pedagahn di Jln.Veteran, Pasar Kliwon, Solo ini tuntut pihak kepolisian.
Diketahui, petugas kepolisian pada bulan Februari 2020 telah merazia miras yang dijual di tokonya. Penyitaan dilakukan oleh Polsek setempat ketika dilakukan operasi Kamtibmas.
Nikodemus Sukirno, diketahui tidak mengantongi izin berjualan miras, sehingga petugas menyita semua barang dagangannya. Niko yang tida terima akhirnya menggugat praperadilan, dan kini sedang dalam proses persidangan.
Dilansir dari Solopos, dalam sidang yang digelar Kamis (23/7) di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Niko mengklaim jika Toko OL (tokonya) tidak bisa menerima penyitaan lantaran petugas tidak menunjukkan surat tugas maupun penyitaan.
Akibat penyitaan tersebut, Niko mengaku jika rugi hingga Rp40 juta, selain itu dirinya juga dijerat tindak pidana ringan di PN Solo.
Nico yakin ketika aparat menyita dagangannya, tidak dibekali surat tugas maupun surat penyitaan. Terlebih ketika miras disita, berita acara penyitaan minuman juga tidak dibacakan. Parahnya, Nico juga tidak menerima surat tanda terima penyitaan.
Sementara itu, Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Adis Dani Garta, menyatakan pihak kepolisian memiliki surat tugas sebelum melakukan penyitaan di toko Nico.
“Kami sudah di dalam koridor, surat izin penjualan miras juga tidak ada. Kami memiliki surat tugas saat penggrebekan toko itu,” jelas Adis.
Kendati demikian, Adis siap mengikuti proses praperadilan. “Seluruh proses penyitaan miras itu sesuai prosedur kok, kami siap ikuti proses sidang,” imbuhnya.
Lantas siapa yang bersalah? Pedagang miras atau pihak kepolisian di Solo? Simak berita selanjutnyanya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.