Djawanews.com – Bekerja di bawah bahaya, namun intensif tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 di Daerah Iswimewa Yogyakarta (DIY) belum kunjung dibayarkan.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) RSUD Prambanan, Sleman, Isa Dharmawidjaja mengaku jika intensif para tenaga medis di rumah sakit tempatnya kerja belum cair. “Sudah pengajuan, tapi belum cair. Belum ada info juga,” ungkap Isa, dilansir dari Harian Jogja.
Disisi lain, ketika ditanya soal intensif tenaga medis Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY, Joko Murdiyanto menyatakan belum mengetahui pasti berapa jumlah tenaga medis di DIY yang telah menerima insentif.
Joko juga mengaku jika proses pencairan insentif terbilang cukup rumit. “Proses pembayaran rupanya memang tidak mudah, ada aturan yang rigid. Saya paham betul maksud pemerintah bagus, tapi realita di lapangan tidak semudah yang dibayangkan,” ungkap Joko.
Menurut Joko, persyaratan berkas yang perlu dilengkapi untuk pengajuan insentif cukup ketat dengan rumusan penghitungan yang rumit. Namun, ia memahami kondisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban uang negara.
Terkait dengan insentif yang akan didapatkan para petugas medis, Joko juga berharap di masyarakat tidak timbul stigma jika Covid-19 adalah kesempatan bagi tenaga kesehatan meningkatkan pendapatan.
“Ada kesan dokter sekarang bergelimang duit karena Covid di saat masyarakat menderita, padahal tidak. Semua dokter termasuk saya kalau boleh memilih mending tidak ada Covid. Meskipun biaya perawatan Covid tinggi, tapi ada hitung-hitungannya. Apalagi Covid risikonya besar untuk nakes,” imbuh Joko.
Intensif tenaga medis di DIY belum cair, bagaimana dengan daerah lainnya? Simak selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.