Djawanews.com – Keberatan dinyatakan oleh mahasiswa UII dalam survei yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa UII Bergerak yang dilakukan pada 6 hingga 25 Juni 2020.
Meskipun dari pihak kampus telah melakukan pemberian keringanan SPP, namun hal tersebut dinilai tidak logis dan setengah hati, lantaran banyak syarat yang menyulitkan, memberatkan, dan tidak jelas tolak ukurnya.
Dilansir dari Harian Jogja, Humas UII Bergerak, Latifah menyatakan untuk mendapat keringanan SPP, UII sebatas memberi formulir tentang penurunan pendapatan orang tua.
Adapun berdasarkan formulir tersebut, terdapat tiga kelompok mahasiswa yang terdampak yakni, terdampak ringan dengan potongan 15%, sedang 20%, dan berat 25%.
Kendati demikian, Latifah menyatakan jika dari tiga kategori tersebut UII tidak jelas dalam melakukan tolak ukur. “Tolok ukur terdampak ini tidak dijelaskan,” tandas Latifah.
Setelah mengisi formulir, penilaian untuk menentukan mahasiswa masuk dalam kelompok mana diserahkan pada pihak kampus. Pembagian kelompok terdampak pun disampaikan langsung ke mahasiswa secara personal, sehingga tidak ada keterbukaan hasil penilaiannya.
“Agak aneh dan tidak ada kepastian jadinya. Ya kalau diterima potongannya, kalau ditolak karena dianggap oleh UII bahwa penghasilan orang tua baik-baik saja kan repot. Padahal kalau semua serba dirumah, biaya rumah tangga jelas membengkak, ditambah orang tua masih harus membayar kuliah anak-anaknya,” ungkap Latifah.
Selain mahasiswa UII, bagaimana dengan mahasiswa kampus-kampus lainnya di Jogja? Simak kabar selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.