Djawanews.com – Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) DIY agar melakukan koordinasi dengan berbagai rektor perguruan tinggi di Jogja. Langkah tersebut dinilai penting dilakukan agar masalah ekonomi di Jogja bisa segera pulih.
Seperti yang diketahui, ekonomi di Yogyakarta digerakkan oleh sektor wisata dan pendidikan. Karena pandemi kedua sektor jadi macet, bahkan kampus di DIY masih belum bisa beroperasi secara tatap muka. Agar roda ekonomi Yogyakarta bisa kembali bergerak, Huda menilai kegiatan perkampusan perlu kembali dibuka secara tatap muka.
“Kita punya 140 kampus, segera bertemu rektor agar mahasiswa masuk lagi tapi dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Kita bisa beri insentif kampus tak masalah terutama agar mahasiswanya aman. Misalnya RDT gratis untuk mahasiswa bisa kerjasama dengan hotel untuk karantina. Kalau sudah boleh masuk kost, berarti sudah aman,” jelas Huda dalam diskusi di Tarumartani, Sabtu (25/07/2020).
Menurut Huda, usulan insentif ini juga bisa diterapkan di sektor pariwisata DIY. Insentif bisa diberikan dengan berbagai bentuk, misalnya, wisatawan diberikan paket RDT. Jadi dipastikan yang masuk aman.
“Di sisi lain rumah sakit disiapkan betul untuk penanganan ketika terpaksa ada yang sakit. Saya kira kebijakan-kebijakan ini harus dilakukan,” kata Huda lagi.
Di kesempatan yang lain, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Indonesia, Prof Fathul Wahid, juga sempat mengungkapkan hal yang sama. Dalam diskusi daring Persiapan Kebiasaan Baru pada Perguruan Tinggi di DIY, Rabu (22/7) lalu, ia mengungkapkan bahwa Yogyakarta kehilangan pendapatan besar sejak pandemi Covid-19.
Ia berpendapat bahwa pandemi membuat sebagian besar mahasiswa pulang ke kampung halaman. Hal itu berdampak pada jumlah peredaran uang di Jogja. Jika biasanya uang mahasiswa banyak dibelanjakan di Jogja, kali ini tidak.
“Jadi sekarang di DIY itu, dari sumber mahasiswa saja, diploma dan sarjana, ada potensi uang beredar yang berkurang sampai Rp 833 miliar perbulan. Atau kalau kita bagi 30, sekitar Rp 27 miliar perhari. Bisa dibayangkan, seberapa signifikan terhadap perputaran roda ekonomi lokal,” kata Wahid, Rabu (22/7).