Djawanews.com – Sejak pandemi Covid-19, banyak mahasiswa yang memilih pulang kampung dan menunda perjalanannya ke Kota Wisata tersebut. Hal itu kemudian berimbas pada perputaran roda ekonomi Yogyakarta. Meski demikian, Jogja masih bisa membuktikan bahwa ekonomi bisa bertahan dengan berbagai cara, salah satunya lewat ekspor.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, nilai ekspor Yogyakarta pada Juni 2020 menunjukkan adanya peningkatan sebesar US$25,1 juta atau naik sebesar 17,29 persen. Kepada BPS, DIY, Heru Margono, menjelaskan bahwa pihaknya membandingkan ekspor dengan bulan Mei 2020 yang hanya mencapai US$21,4 juta.
“Kalau perbadingan dengan bulan lalu memang terjadi kenaikan. Namun, secara kumulatif nilai ekspor pada Januari hingga Juni 2020 menurun sebesar 8,94 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019,” kata Heru lewat video konference, Senin (03/08/2020).
Ekspor terbesar DIY dikirim ke Amerika Serikat senilai US$7,2 juta, kemudian disusul Jerman senilai US$3,5 juta, dan Jepang senilai US$1,9 juta. Ada beberapa barang ekspor yang dikirim dengan nilai yang berbeda pula.
Jenis barang yang paling besar diekspor adalah berupa baju rajutan yakni senilai US$8,5 juta, kemudian disusul perabot penerangan rumah sebesar US$4,4 juta, dan barang-barang kerajinan dari kulit senilai US$ 1,9 juta.
“Dari tiga negara ekspor terbesar tersebut kontribusi pada nilai ekspor di DIY mencapai 54,41 persen,” katanya lagi.
Tak hanya itu, nilai ekspor selama Juni 2020 dibanding Mei 2020 terjadi peningkatan di tujuh negara utama. Ketujuh negara tersebut yakni Jerman naik 75 persen senilai US$1,5 juta, Australia naik 88,89 persen senilai US$0,8 juta, Korea Selatan naik 33,3 persen senilai US$0,3 juta.
Selain itu di Singapura mengalami kenaikan sebesar 100 persen senilai US$0,2 juta, Thailand juga meningkat 100 persen senilai US$0,1 juta. Disusul oleh negara Jepang dan Amerika Serikat berturut-turut sebesar 5,56 persen atau US$0,1 juta dan Amerika Serikat 1,41 persen atau sebesar US$0,1 juta. Dengan adanya peningkatan ini, roda ekonomi Yogyakarta optimis bisa terus bergerak dengan stabil.