Djawanews.com – Proses pembangunan jalan tol Jogja-Solo masih terus berlanjut. Proses pembangunan tersebut bahkan telah sampai pada tahap pemasangan patok yang dimulai dari titik simpul jembatan susun Purwomartani, Kalasan.
Tak dapat ditampik, pembangunan jalan tol tersebut mengorbankan banyak lahan sawah yang dilaluinya. Ida (51) salah seorang petani di Kelurahan Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten merupakan salah seorang warga yang terdampak pembangunan jalan tol tersebut.
Ia berharap memperoleh ganti rugi yang setimpal karena lahan sawah seluas 2.400 meter persegi warisan keluarganya di Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum digubah jadi jalan tol Jogja-Solo.
“Sebenarnya saya keberatan melepas lahan sawah warisan orang tua saya. Dalam setahun, sawah kami bisa panen sampai tiga kali, setiap kali panen memperoleh pendapatan Rp 5 juta sampai Rp 8 juta,” kata Ida dikutip dari Otomania.
“Saya berharap mendapatkan ganti untung, soalnya mau saya belikan ke Gayamprit karena lahan yang terkena tol ini merupakan warisan dari orangtua,” lanjutnya menambahkan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.