Djawanews.com – D.I Yogyakarta belum bisa menerapkan kenormalan baru dalam waktu dekat. Hal ini dikarenakan Pemerintah Daerah DIY memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama satu bulan ke depan. Meski demikian, Pemda DIY memberi imbauan sejak awal kepada para pelaku usaha industri wisata di Yogyakarta.
Di era new normal, sektor pariwisata akan diproyeksikan hanya akan menekankan level kualitas dibanding kuantitas. Penekanan ini tentu membawa risiko tersendiri. Peningkatan kualitas berpotensi menambah ongkos pelayanan.
Tidak seperti hari sebelumnya, yang memprioritaskan kuantitas seperti meningkatkan jumlah kunjungan. Oleh karenanya, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Pemda DIY Tri Saktiyana meminta kepada pelaku usaha wisata agar tak perang harga.
“Maka kami minta pada masa new normal jangan sampai terjadi perang harga (pelaku sektor wisata),” kata Tri Saktiyana.
Ia tidak ingin para pelaku industri wisata menurunkan harga hanya demi menarik konsumen atau wisatawan dan berimbas pada kualitas pelayanan yang turun. Ia ingin agar pariwisata Yogyakarta berubah dari wisata massal menjadi wisata selektif.
Pemerintah DI Yogyakarta sendiri sudah memutuskan bahwa mulai 1-31 Juli 2020 pelaku wisata bisa melaksanakan uji coba pembukaan sejumlah destinasi wisata dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Keputusan ini diambil untuk menghindari adanya panambahan angka pengangguran baru karena penutupan wisata terlalu lama akibat pandemi Covid-19.