Djawanews.com – Suasana duka masih menyelimuti kediaman Biyem Setyo Utama alias Mbah Lindu—penjual gudeg legendaris di Kota Yogyakarta.
Sebagaimana diketahui, Mbah Lindu meninggal dunia pada Minggu (12/7/2020) malam dalam usia 102 tahun karena ‘gerah sepuh’.
Anak kedua Mbah Lindu, Lahono (60) menuturkan, sampai hari terakhir hidupnya kemarin, Mbah Lindu masih meminta anak dan cucunya untuk memasak gudeg untuk dijual pada keesokan harinya, atau Senin (13/7/2020).
“Simbah tetap minta memasak, meski sudah tidak bisa apa-apa, tapi dia itu bilang suruh anak cucunya untuk masak. Akhirnya, hari ini masakan yang masih beliau cek langsung, dihidangkan untuk semua orang yang melayat beliau. Ini pesan simbah sendiri,” ujar Lahono.
Lahono mengungkapkan, sebelum meninggal, Mbah Lindu sempat terjatuh dan mengalami luka memar di lengan kanan.
Dia lalu dirawat dua hari di rumah sakit sebelum akhirnya dibawa pulang ke Klebengan dan kondisinya membaik.
“Jatuhnya di pintu depan pawonnya simbah ini, jatuh ke tanah lengan kanannya memar. Tapi sudah sembuh dan sudah di rumah. Beliau masih sangat bersemangat meski sudah tak bisa apa-apa, ya akhirnya petang kemarin pas adzan Maghrib beliau pulang,” ujar Lahono.
Jenazah Mbah Lindu dimakamkan di Makam Desa Klebengan pada pukul 11.00 WIB. Jenazah diantarkan ratusan pelayat ke tempat peristirahatan terakhirnya.