Djawanews.com – Kekeringan di Gunungkidul, Yogyakarta sudah mulai dirasakan warganya. Salah satu daerah yang mengalaminya adalah warga di Dusun Baturturu, Kalurahan Mertelu, Kapanewon Gedangsari.
Warga yang kini diketahui mulai kesulitan air bersih, bahkan harus memperdalam sumurnya hingga puluhan meter. Menangapai hala tersebut Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki angkat suara.
Basuki menyatakan jika jajarannya sudah bekoordinasi dengan pemerintah kapanewon (kecamatan) untuk mendata daerah yang rawan kekeringan. Data ini diperlukan untuk pemetaan serta penyaluran bantuan air bersih.
Terkait dengan dropping BPBD, Basuki menjelaskan jika telah mendapatkan alokasi sekitar Rp700 juta. Jumlah tersebut menurutnya lebih banyak dibandingkan dengan alokasi yang disediakan di tahun lalu.
“Besaran ini yang dimiliki BPBD, pemerintah kapanewon juga memiliki anggaran sendiri, tetapi jumlahnya berapa kami tidak tahu,” terang Basuki dilansir dari Harian Jogja, Rabu (8/7).
Basuki juga mengungkapkan untuk penyaluran bantuan di kapanewon sedikit berbeda dengan penyaluran di tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, mulai tahun ini penyaluran bantuan di kapanewon harus melibatkan pihak ketiga dan pemerintah tidak boleh menyalurkan sendiri.
“Akibat kebijakan ini, maka truk tangki air milik pemerintah kapanewon tidak bisa digunakan lagi. Sebab, penyaluran harus melalui kerja sama dengan pihak ketiga,” jelas Basuki.
Simak berita kekeringan Gunungkidul dalam perjuangan warga dalam menghadapi kekeringan, hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.