Djawanews.com – Iklim investasi di DIY kabarnya merosot tajam lantaran pandemi COVID-19. Pasalnya, di semester 1 tahun 2020 capaian investasi di DIY turun sampai 28,30 persen dibanding pada periode yang sama 2019 lalu.
Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY mencatat, pada semester 1 tahun 2020 realisasi investasi sebesar Rp1,5 triliun, sedangkan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,1 triliun.
Dilansir dari Suara, Kepala DPPM DIY, Agus Priyono, menyatakan bahwa selama tujuh bulan terakhir ada pelambatan capaian investasi di DIY.
“Ada pelambatan capaian investasi di DIY selama tujuh bulan terakhir,” kata Agus di Kantor DPPM DIY, Kamis (27/08/2020).
Ia menjelaskan, dari hasil sebaran realisasi investasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) di DIY, semester 1 tahun ini Gunungkidul jadi wilayah terdampak.
Kondisi di Gunungkidul yang turun disebut Agus berbeda dari Kulon Progo. Pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo membuat iklim investasi di wilayah tersebut jadi yang tertinggi di DIY, mencapai Rp1,2 triliun di semester 1 2020. Adapun dominasi investasi di wilayah tersebut meliputi sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi.
Berbeda dengan di Kota Yogyakarta, realisasi investasi semester I mencapai Rp206,2 miliar dengan dominasi di sektor hotel dan restoran. Realisasi investasi di Kabupaten Sleman lebih kecil karena hanya mencapai Rp50,3 miliar dengan didominasi di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Sedangkan Bantul yang punya banyak UMKM nilai investasinya hanya Rp18,5 miliar dengan dominasi di sektor makanan.
Agus berharap agar investasi di DIY semakin rata, sehingga pembangunan ekonomi bisa diselesaikan dan ketimpangan pendapatan antarkabupaten bisa diselesaikan. Ia juga berpendapat bahwa Bantul dan Gunungkidul perlu usaha lebih keras agar ekonominya bisa lebih maju lagi. Untuk mendapat informasi terkait investasi di Yogyakarta, pantau Portal Berita Jogja di Djawanews.