Djawanews.com – Desa Karangawen sudah terpasang pipa sejak tahun 1993, tetapi air bersih tak sekalipun mengalir di kawasan itu. Akibatnya, saat musim kemarau delapan dusun di desa itu mengalami kesulitan air bersih.
Kepala Desa Karangawen, Gunung Kidul, Yogyakarta, Roji Suyanta mengatakan kondisi itu bahkan tak jarang membuat warga setempat rela menjual barang maupun berhutang demi memperoleh air bersih yang dijual pihak swasta.
Warga Desa Karangawen biasanya membeli satu tangki air berisi 5.000 liter seharga Rp 150-250 ribu. Air bersih itu pun hanya dapat digunakan sekitar seminggu.
Tak heran, ketika tahun ini PDAM Tirta Handayani berhasil mengaliri air bersih di Desa Karangawen dengan mengoptimalkan sumber air sungai bawah tanah Gua Seropan, Roji Suyanta dan warganya sangat bersyukur.
“Kami sangat bersyukur pipa yang puluhan tahun mangkrak bisa teraliri air. Kemudian, warga akan memanfaatkan air telaga untuk mandi mencuci pakaian dan ternak,” kata Roji Suyanta dikutip dari Antara.
“PDAM melakukan pipanisasi sejak 1993 dan baru mulai tahun ini mulai lancar bisa teraliri air,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto mengungkapkan upaya ini merupakan bentuk dukungan PDAM kepada Pemkab Gunung Kidul untuk mengurangi dampak kekeringan yang setiap tahun terjadi.
PDAM pun berharap air bersih yang mengalir di Desa Karangawen dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.