Djawanews.com – Ahli Epidemologi UGM, Bayu Satria menyebut pembukaan bioskop serentak harus diiringi dengan pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.
Apabila hal tersebut tiak bisa dilakukan, maka pembukaan bioskop serentak yang rencananya akan digelar pada 19 Juli mendatang justru berpotensi menjadi klaster baru penyebaran virus corona (Covid-19).
Tak hanya itu, Bayu juga mengimbau agar masing-masing pemerintah daerah melalui dinas kesehatan terkait, mengadakan asesmen untuk menilai apakah bioskop tersebut layak dibuka atau tidak.
“Asesmen ini untuk menentukan apakah bioskop tersebut layak dibuka atau tidak. Jika tidak bisa melakukan itu, sebaiknya ditunda,” ujar Bayu di Yogyakarta, Selasa (14/7/2020).
Rencana pembukaan bioskop serentak di seluruh Indonesia pada akhir Juli mendatang dinilai Bayu terlalu terburu-buru. Sebab, kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan.
“Menurut saya, pembukaan serentak bioskop ini terlalu dini karena kasus di Indonesia belum menujukkan tren menurun,” terang Bayu.
Dia mengingatkan, virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat ditularkan melalui udara ketika orang berbicara, batuk atau bersin.
Oleh karenanya, penggunaan masker dan jaga jarak menjadi sangat penting. Jika pengelola bioskop tidak bisa memastikan ventilasi yang baik di ruangan, maka sebaiknya pembukaan tak perlu buru-buru dilakukan.