Djawanews.com – Sejumlah ormas yang menamakan diri dengan Aliansi Anti Komunis Jateng-DIY mengadakan aksi apel siaga ganyang komunisme. Aksi ini dihadiri oleh ormas islam Jateng dan Yogyakarta.
Dalam aksi tersebut mereka menyatakan penolakannya terhadap Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Edi Lukito menjelaskan bahwa selama ini ajaran dan simbol islam dinilai sering dikaitkan dengan terorisme dan anti Pancasila. Ia bahkan menuduh bahwa pengusung RUU HIP adalah pihak yang anti Pancasila.
“Celana cingkrang, jenggotan, dianggap teroris dan anti pancasila. Ternyata dia yang teroris dan anti pancasila. Justru itu lebih dari teroris,” Kata Edi dalam orasinya di Klaten, Jumat (10/07/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Ustad Syukri Fadholi tokoh dari Yogyakarta dalam orasinya mengatakan bahwa RUU HIP sangat berbahaya. Pasalnya RUU tersebut menafsirkan Ketuhanan yang Maha Esa sebagai Ketuhanan Berkebudayaan. Oleh karenanya ia minta agar RUU segera dicabut dari Prolegnas.
“Mereka menafsirkan Ketuhanan yang Maha Esa sebagai ketuhanan yang berkebudayaan. Mereka sudah menghinakan agama. Maka kita minta DPR menarik RUU itu,” teriaknya.
Di acara yang sama, Ketua Forum Aliansi Umat Islam Bersatu Jateng-DIY Anang Imanudin meminta kepada jajaran TNI dan Polri menolak RUU HIP. Alasannya adalah karena selama ini kedua pihak tersebut kerap melakukan sosialisasi Pancasila.
“TNI anak kandung rakyat, polisi juga begitu. Yang ngajari Pancasila panjenengan (yang mengajarkan Pancasila kalian.red), Pancasila mau diubah kok panjengan (kalian.red) diam saja,” kata Anang.
Aksi Apel Siaga Ganyang Komunisme tersebut dilakukan di Gedung DPRD Klaten dan dimulai sejak 13.00 WIB. Dalam aksinya, massa membawa spanduk bertulislan tolak PKI. Massa juga melakukan pembakaran bendera PKI sebagai simbol perlawanannya.