Djawanews.com – Irawati, Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, mengatakan bahwa masih banyak guru yang menyalahartikan program inovasi yang sebelumnya dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Program tersebut adalah izin bagi para guru untuk mengumpulkan anak maksimal 10 siswa.
“Banyak guru yang mengumpulkan siswanya, tapi tidak berdasarkan syarat yang sudah ditentukan. Dalam pemberitaan lalu sudah saya sebutkan kalau syaratnya adalah khusus bagi anak yang tidak memiliki gadget dan susah sinyalnya,” ungkap Irawati, Selasa (04/08/2020), dikutip dari Tribunbanyumas.com.
Menurut Irawati, masih ada banyak guru yang tidak tuntas dalam membaca ketentuan inovasi tersebut sampai bagian syarat sehingga mereka gagal paham. Gagal paham tersebut membuat Dinas Pendidikan Banyumas membatalkan inovasi tersebut.
“Padahal siswa yang dikumpulkan ternyata masih memiliki gadget serta masih ada sinyal di wilayahnya. Ya sudah saya batalkan saja inovasi itu, semuanya kembali melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring,” paparnya.
Sebelumnya, pihaknya telah menjelaskan bahwa inovasi pengumpulan siswa maksimal 10 diberlakukan pada anak-anak yang tidak mampu, terutama yang tidak mempunyai gadget dan anak di wilayah yang susah sinyal.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.