Djawanews.com – Roda perdagangan di Jawa Tengah (Jateng) disebut mulai bergairah di masa adaptasi kebiasaan baru. Hal tersebut terlihat dari kegiatan perekonomian Jateng yang disebut meningkat di dua bulan terakhir yakni Juli dan Agustus 2020.
“Secara hitungan angka, dari bulan Mei ke Juni 2020 ada peningkatan sebesar 38 persen, artinya sudah ada permintaan dari luar negeri untuk produk produk kita,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jateng, Arif Sambodo, yang dikutip dari Bisnis, Kamis (13/8/2020).
Ia juga mengatakan bahwa dalam kurun waktu setahun terakhir, dihitung sampai Juni 2020, perdagangan di Jateng naik sebesar 18,23 persen. Angka ini tentu jadi kabar yang menggembirakan.
“Juni tahun ini dibanding tahun kemarin meningkat 18,23 persen, artinya sisi perdagangan sudah mulai tumbuh sehingga yang perlu kita lakukan adalah pengetatan protokol kesehatan, selain itu bantuan sarpras khususnya pasar pasar yang dekat dengan obyek wisata,” katanya lagi.
Untuk menunjang pemulihan ekonomi di Jateng, ia mengaku pihaknya terus mendorong kabupaten/kota untuk mengembangkan pasar online seperti yang ada di Sukoharjo, Semarang, Banyumas, dan Pati.
“Hari ini pasar batang juga launching menggunakan sistem online untuk menghindari kerumunan massa. Selain itu juga mendorong pengelolaan pasar tradisional dengan menyelenggarakan protokol kesehatan,” katanya.
Ia juga mendorong agar dunia perindustrian memberikan pelatihan dan suplai bahan baku untuk Industri Kecil Menengah (IKM). Langkah tersebut diperlukan agar kegiatan perdagangan dan perekonomian lebih bergerak dengan maksimal.