Djawanews.com – Jelang puncak musim kemarau, langit Semarang cenderung tidak diselimuti awan sepanjang hari. Cuaca pun terasa kering dan panas.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengungkapkan kondisi tersebut menyebabkan energi matahari tidak mengalami banyak halangan untuk masuk ke permukaan bumi. Hal ini pula yang menyebabkan suhu pada siang hari menjadi terasa lebih hangat.
“Beberapa hari belakangan (langit) hampir tidak ada awan, clear. Ketika tidak ada perawanan, energi masuk tanpa menghalangi sehingga udara terasa panas dan kering. Sedangkan pada malam hari energi yang diserap akan dilepaskan kembali langit dan bisa berlangsung lebih maksimal karena langit yang cerah. Dengan begitu udara menjadi terasa lebih dingin dibanding musim sebelumnya,” kata Iis Widya Harmoko dikutip dari TribunJateng.
“Pelepasan energi matahari yang terserap oleh bumi pada malam hingga dini harinya tidak terhalangi awan, itulah kenapa udara menjadi dingin,” lanjutnya.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.