Djawanews.com – Rencananya, besok (27/08/2020) petani tembakau Jawa Tengah akan menggelar demo di Jakarta. Ganjar Pranowo kemudian melakukan audiensi dengan para petani pada Selasa (25/08/2020). Menurut Agus Setyawan, sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, pemerintah tak konsisten memikirkan nasib para petani tembakau.
Para petani kecewa karena telah meminta bantuan dan perlindungan pemerintah sejak awal pemerintahan Jokowi, namun sampai periode kedua ini para petani tak melihat hasilnya. Agus mengatakan, pada Oktober 2019 para petani pernah datang ke Istana Negara.
Mereka ditemui Muldoko, Kepala Staf Kepresidenan, dan dijanjikan segera dibuat aturan yang mengatur impor tembakau. Aturan tesebut sebenarnya telah menjadi Permentan Nomor 23 Tahun 2015, namun saat ini Permentan tersebut diambil alih kementerian lain, direvisi, dan isinya melenceng dari instruksi Presiden.
“Apakah Presiden tahu perkembangan regulasi pengaturan impor tembakau atau tidak, maka sebetulnya kita akan menagih janji di tanggal 27 Agustus 2020, tapi akhirnya Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) mendengar akan adanya pergerakan petani lalu meredam,” ugnkap Agus.
Agus menambahkan, pihaknya menyayangkan Peraturan Presiden yang malah membatasi pergerakan rokok di dalam negeri.
“Kami menyayangkan adanya Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN yang mana di dalamnya ada masalah pembatasan-pembatasan pergerakan rokok di Indonesia, salah satunya adalah kenaikan cukai setiap tahun, dan simplifikasi cukai. Kemudian di tahun 2024 Indonesia bebas dari promosi iklan maupun sponsor oleh pabrik rokok, ini akan menyempitkan pergerakan industri hasil tembakau secara menyeluruh,” tandas Agus.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik berita Jateng, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.