Djawanews.com – Masyarakat Sumatera Utara patut berbangga. Pasalnya, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) akhirnya mengakui Geopark Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Padahal pengakuan UNESCO sempat tertunda karena adanya pandemi Covid-19.
Penetapan ini diambil melalui sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO yang diadakan pada Selasa (7/7/2020) lalu di Paris. Kabar ini tentu jadi buah manis dari usaha pemerintah yang mengusulkan hal sejak sembilan tahun yang lalu, yakni tahun 2011.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyambut hangat kabar ini. Bahkan, Gubernur Edy Rahmayadi meminta agar fasilitas pariwisata yang tersedia di kawasan tersebut ditingkatkan demi memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.
“Penetapan itu mengartikan Kaldera Toba bukan hanya milik kita, tetapi juga dunia sehingga kita perlu menjaganya bersama-sama,” kata Edy melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (10/7/2020).
Geopark Kaldera Toba Siap Tarik Investor
General Manager Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) Hidayati menjelaskan, dunia internasional akan mengakui Geopark Kaldera Toba setelah ada pengakuan dari UNESCO. Jadi, pengakuan ini akan membawa manfaat tertentu.
Salah satu manfaatnya adalah Geopark Kaldera Toba akan jadi tempat wisata yang terkenal di kancah internasional. Selain itu investor juga tak ragu masuk ke kawasan Kaldera Toba, terutama di kawasan wisata Danau Toba.
“Karena UNESCO mengakui, investor akan melirik. Percayalah satu dua investor akan melirik ketika diumumkan oleh UNESCO, karena diumumkan ke seluruh dunia,” jelas Hidayati pertemuan dengan wartawan di Medan, Kamis (09/07/2020) lalu.
UNESCO juga akan membantu mengumumkan berbagai kegiatan yang diselenggarakan di kawasan Geopark Kaldera Toba ke dunia internasional. Hidayati juga memastikan, pemerintah pusat dan daerah akan mengalokasikan anggarannya bagi pengembangan Geopark Kaldera Toba.
Tak sampai situ, UNESCO juga akan membuka peluang untuk membantu memfasilitasi adanya kegiatan yang bakal digelar di Geopark Kaldera Toba. Pihaknya akan mengajukan proposal dan UNESCO yang akan menyediakan fasilitator agar mendapat bantuan tersebut.