Djawanews.com—China sudah mengumkan nol transmisi lokal, sementara di Iran kasus baru Covid-19 meningkat ribuan kasus. Sementara warga yang terinfeksi menembus angka 20 ribu orang. Pemerintah Iran mengimbau masyarakatnya untuk melakukan social distancing untuk mengurangi penyebaran pandemi.
Sikap Pemerintah Iran dalam Menanggapi Pandemi Covid-19 yang Semakin Parah
Pandemi Covid-19 masih mencekam di Negeri Para Mullah, Iran. Selain Itali, Iran merupakan salah satu negara paling parah terdampak Covid-19 di luar Tiaongkok. Dilansir Djawanews dari Reuters, menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Iran, pada Sabtu (21/3) ada 1.556 kasus baru Covid-19 di Iran. Sedangkan tingkat kematian akibat Covid-19 menembus angka 1.433 orang per Jumat (20/3).
Kianoush Jahanpour, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, mengingatkan, wabah itu akan terus menggila di Iran, kecuali warga menahan diri untuk tidak keluar rumah pada dua pekan perayaan Tahun Baru Iran yang dimulai pada weekend ini.
Johanpour juga menjelaskan, jika orang-orang menganggap wabah ini telah usai, dan lalu-lintas kembali padat, bencana lebih besar akan terjadi di sana. “Lalu, dalam dua minggu kita akan melihat puncak baru pada wabah ini,’’ serunya seperti dilaporkan oleh kantor berita ISNA.
Di sisi lain, Presiden Iran Hassan Rouhani pada Sabtu mengeluarkan pernyataan, bahwa, social distancing dimaksudkan untuk melawan outbreak Covid-19. “Termasuk penerapan larangan bepergian untuk dua atau tiga minggu, dengan harapan, krisis ini segera berlalu,’’ terangnya.
Ikuti juga berita-berita terbaru dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.