Djawanews.com – Beberapa negara mulai berlomba-lomba mengeluarkan vaksin Covid-19 mereka. China misalnya, yang mengklaim siap merilis vaksin Covid-19 pada bulan Oktober nanti. Hal yang sama diungkapkan oleh Rusia.
Rusia bahkan percaya diri melakukan imunisasi masal pada Oktober mendatang. Sayangnya WHO menyebut rencana Rusia tak efektif melawan virus Corona.
Dilansir dari Wionews, Sabtu (8/8), Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengumumkan bahwa pihaknya akan memproduksi vaksin secara massal pada Oktober 2020. Ia juga memastikan bahwa biaya produksi akan ditanggung sepenuhnya oleh negara.
“Saat ini, tahap terakhir, ketiga, sedang berlangsung. Uji coba sangat penting. Kami harus memahami bahwa vaksin itu harus aman. Profesional medis dan lansia akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksinasi,” ujar Murashko yang ditegaskan oleh Wakil Menteri Kesehatan Oleg Gridnev.
Gridnev menambahkan, efektivitas vaksin bisa diukur saat suatu populasi telah mampu mengembangkan kekebalan. Ia juga menyatakan bahwa vaksin nantinya akan tersedia untuk dokter dan guru.
Indonesia sendiri saat ini tengah melakukan serangkaian uji klinis tahap tiga dari vaksin Sinovac China yang dilakukan oleh PT Bio Farma. Uji klinis yang melibatkan ribuan partisipan itu ditargetkan selesai pada bulan Januari 2021.
dr Neni Nurainy Kepala Riset dan Pengembangan Vaksin PT Bio Farma menerangkan uji klinis bisa segera siap karena terikat dengan regulasi yang saat ini dilakukan.
“Misalnya kita melakukan fase 1 rekruitmennya sudah terlihat ada hasil, kita langsung ke fase 2, demikian juga jika ketika fase ketiga kan kita misalnya targetnya 1.620 pasien, partisipan,” kata dr Neni saat webinar yang diselenggarakan Society of Indonesian Science Journalist, Sabtu (8/8/2020).
“Nah ketika 6 bulan itu kan hasilnya belum total seluruhnya, nah kita bisa melakukan analisis hasilnya sudah menunjukkan hasil cukup baik dan datanya cukup adequate (memadai) jadi kita bisa ajukan ke BPOM untuk dapatkan emergency use authorization,” lanjutnya lagi.
Ia menjelaskan, jika perizinan lebih cepat disetujui, maka vaksin Covid-19 bisa segera diregistrasi dan diproduksi. Namun, pihaknya akan tetap melakukan tahap uji klinis yang melihat efek samping lain dari vaksin sebelum diproduksi.