Nama-nama yang diajukan Gerindra menjadi menteri di kabinet Jokowi-ma’ruf berasal dari kalangan dekat Prabowo.
Partai Gerindra telah menunjukkan sinyal untuk bergabung dalam pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Sinyal itu ditunjukkan Gerindra melalui pertemuan beruntun antara Jokowi-Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta dan megawati-Prabowo di kediaman Megawati Soekarno Putri beberapa waktu lalu. Bahkan Gerindra dikabarkan juga ikut menyodorkan nama-nama calon menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf.
Nama-nama calon menteri Jokowi itu di sodorkan Prabowo saat bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati dan Presiden Joko Widodo
Gerindra ajukan tiga nama calon menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf
Berdasarkan pemberitaan CNNIndonesia.com, ada tiga tokoh Gerindra yang diajukan untuk mengisi pos-pos di pemerintahan periode kedua Jokowi.
Sumber CNNIndonesia.com yang berasal dari kalangan dekat Prabowo menyebut ketiga tokoh itu di antaranya, Edhy Prabowo, Fadli Zon dan Sandiaga Uno. Tiga nama itu disebut masuk dalam radar Joko untuk menjadi menyeri kabinet Jilid II-nya nanti.
Sumber CNNIndonesia.com menyebut, kans Gerindra untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi-ma’ruf semakin terbuka.
“hampir 70 persen,” ungkap sumber CNNIndonesia
30 persen sisanya masih dalam tahap pembicaraan. Salah satunya soal kesepakatan jatah menteri dan posisi di lembaga tinggi. Karena itulah, Gerindra menyodorka tiga nama diatas kepada Jokowi.
Sumber CNNIndonesia.com itu mengungkapkan, secara pribadi, Jokowi bahkan meminta Edhy Prabowo untuk mengisi pos di Kementerian Pertanian. Ajakan itu terjadi sebeleum pertemuan antara Jokowi-Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta pada pertengahan bulan ini.
Dia optimis, Jokowi akan cocok bekerjasama dengan Edhy untuk mengatasi masalah pertanian dan pangan sebab Edhy yang aktif di Komisi V DPR RI pernah bermitra dengan Kementerian pertanian. Selain itu, Edhy merupakan Wakil Ketua Umum Gerindra dan termasuk orang dekat Prabowo Subianto.
Prabowo, lanjut sumber CNNIndonesia itu, juga sempat merasa heran tatkala Jokowi memilih Edhy untuk bergabung menjadi Menteri Pertanian. Dia (Prabowo) sempat bertanya-tanya apa yang telah Edhy perbuat selama ini.
“Ed, Ed, kamu ini ada kongkalikong apa? Masa nama kamu disebut Pak Jokowi,” ujar Sumber CNNIndonesia.com sembari menirukan gaya Prabwo saat berbicara kepada Edhy.
Edhy Prabowo juga terpantau ikut dalam pertemuan Jokowi-Prabowo pasa Sabtu, 13 Juli 2019 lalu. Dia juga membersamai Jokowi dan Prabowo dalam acara santap siang di sebuah restoran di Senayan pasca pertemuan itu.
Sikap PAN, PKS, dan Demokrat
DPP PKS tak ambil pusing terkait manuver mantan partai koalisinya ke Kubu Jokowi. Menurutnya, setelah koalisi pilpres pengusung Prabowo-Sandi dibubarkan, setiap partai berhak mengambil sikap untuk mengambil jalan politiknya sendiri-sendiri.
“PKS menghormati keputusan politik masing-masing partai,” ujar DPP PKS Suhud Aliyudin di Jakarta pada pekan lalu.
Sampai saat ini, hanya PKS yang diketahui tetap kukuh untuk berada diluar pemerintahan atau menjadi oposisi bagi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Adapun Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat diisukan kuat akan bergabung dalam pemerintahan Jokowi periode kedua.
PAN berungkali memberikan sinyal akan memberikan dukungan terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Bahkan menyebut akan memberikan dukungan kepada Jokowi tanpa syarat apapun.
Alasanya, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin merupakan presiden dan Wakil Presiden terpilih dan keterpilihan itu adalah bentuk kedaulatan rakyat.
“Enggak pakai syarat-syarat, ingat, yang berdaulat itu rakyat. Jadi rakyat yang memberikan kedaulatan kepada presiden terpilih,” kata Zulhas sapan akrabnya di Gedung MPR, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Sementara itu, Partai Demokrat telah memberikan sinyal bergabung dengan Jokowi melalui pertemuan antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan putra sulung Susilo Bambang Yuhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi pasca Jokowi unggul atas Prabowo dalam perhitungan suara sementara Pilpres 2019.
SBY juga dikabarkan akan menjalin komunikasi dengan Jokowi pada awal Agustus. Kabar mengenai lawatan politik SBY itu diungkapkan oleh Waketum Demokrat Syarief Hasan.
“Akan terjadi komunikasi-komunikasi dengan presiden terpilih dan itu diyakini akan dapat dilakukan tidak dalam waktu yang lama lagi ya saya pikir,” ungkap Syarif di Jakarta pada (27/7/2019).
Lawatan politik SBY dilakukan pada awal Agustus karena komunikasi politik menjelang penyusunan kabinet Jokowi-Ma’ruf sehingga Demokrat perlu berkomunikasi langsung dengan elite parpol.
“Pak SBY akan berkomunikasi dengan pimpinan-pimpinan parpol dan tentu ini waktunya semakin dekat tinggal dua bulan. Jadi komunikasi antarpimpinan partai saya pikir akan jadi prioritas”. Papar Syarief.