Djawanews.com – Besar lisensi yang harus dibayar Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, jika ingin mengadakan balapan Formula 1 (F1) yaitu 40 juta Dollar AS atau setara dengan Rp537 Milyar per musim.
Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI), Muhammad Safril Sarwono mengatakan saat ini sirkuit Mandalika belum bisa mengadakan balapan F1.
Sarwono mengungkapkan hal tersebut saat dirinya melakukan pengecekan di Sirkuit Mandalika, pada Jumat (25/3) lalu.
Dalam penjelasannya, ia mengatakan Sirkuit Mandalika belum memenuhi standar penyelenggaran balapan F1.
- Panjang Sirkuit Mandalika
Sirkuit Mandalika secara keseluruhan 4,31km, hal tersebut menjadi catatan penting bagi lamanya satu putaran race.
“Jika secara kasar, standar Sirkuit Mandalika untuk gelaran mobil Formula One sangat jauh, jika balap motor saja 1 menit 30 detik, untuk balapan mobil F1 berapa menit?” kata Sarwono, dikutip dari Motorplus.
- Keselamatan
Sirkuit Mandalika hanya baru bisa menangani keselamatan pembalap motor saja. Hal tersebut diukur melalui pintu evakuasi yang sangat kecil.
“Pintu evakuasi di Sirkuit Mandalika masih kecil, bila ingin menggelar Formula One, jelas pintu evakuasinya harus lebar, dan muat mobil Formula One,” sambungnya.
Terutama kendaraan penyelamat untuk mobil F1 yang crash dan tidak dapat didorong atau dijalankan.
Sirkuit Mandalika harus memiliki crane atau alat pengangkat mobil seperti termuat dalam standar Fédération Internationale de l'Automobile (FIA).
- Biaya Lisensi
Adapun biaya lisensi F1 tidaklah murah dan jauh lebih mahal dari lisensi MotoGP. Dikutip dari Reuters, untuk biaya rata-rata lisensi Formula One sebesar 30,6 juta dollar AS (Rp438 Milliar) untuk Eropa, dan 40 Juta dollar AS (Rp537 milliar) untuk luar Eropa per musim.
Bila Indonesia, khususnya di Sirkuit Mandalika ingin mengadakan F1 maka harus merogoh kocek sebesar 40 juta dollar AS.
Berbeda jauh dengan lisensi MotoGP yang hadir di Sirkuit Mandalika, yang 'hanya' membutuhkan 9 juta Euro atau 9,7 juta dollar AS (Rp139 milliar permusim).
Dengan harga yang fantastis tersebut, Indonesia setidaknya harus bisa mengembalikannya dengan keuntungan baik dari bidang pariwisata, ekonomi kreatif, dan visa pendapatan negara.
Meski demikian, Indonesia khususnya Sirkuit Mandalika tetap mengadakan balapan roda empat dari kunjungan FIA.