Djawanews.com - Warga Myanmar masih menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kudeta militer Myanmar. Namun mereka tak berdaya di bawah todongan senjata.
Tetapi, mereka kini punya cara baru untuk melawan kekuatan militer yang menguasai kota. Caranya pun sangat simpel, yaitu dengan menjemur pakaian dalam perempuan di jalanan secara melintang.
Dengan cara ini, militer Myanmar yang berjaga-jaga pun tak berani mendekat. Padahal militer Myanmar tak segan membunuh demonstran yang melawan mereka. Lalu, kenapa militer Myanmar takut dengan pakaian dalam perempuan?
Rupanya, di Myanmar ada kepercayaan tradisional bahwa pakaian dalam perempuan dapat menghilangkan tenaga laki-laki. Pakaian dalam (longyi) perempuan bisa menguras tenaga laki-laki yang disebut "hpone".
“Jika mereka berada di bawah longyi, itu berarti hpone mereka bisa hancur,” kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.
Para militer ternyata mempercayai hal ini. Alhasil, militer Myanmar yang sangar itu ogah mendekati pakaian dalam perempuan yang dijemur tersebut. Mereka terpaksa mencari cara untuk menurunkan pakaian dalam tersebut.
“Ketika masyarakat menggantung longyi di tali, polisi dan tentara tidak bisa turun ke jalan. Mereka tidak bisa menyeberanginya dan harus menurunkannya,” kata Thinzar.
Dalam beberapa foto yang dibagikan di Facebook, tampak jalanan Myanmar dipenuhi dengan pakaian dan celana dalam wanita. Ada juga yang menggabungkannya dengan wajah Jenderal Min Aung Hlaing sebagai bentuk penghinaan.
Demonstrasi di Myanmar kini berubah menjadi unjuk rasa berdarah. Lebih dari 50 orang tewas diterjang peluru militer dan puluhan lainnya luka terkena tembakan.
Salah satu yang menyita perhatian adalah Kyal Sin alias Angel yang tewas karena ditembak di bagian kepala.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.