Dilansir dari blog.netray.id: Sengketa lahan antara TNI dengan warga petani di Desa Seituan, Deli Serdang, Sumatera Utara berujung bentrok hingga mengakibatkan banyak warga luka-luka. Sengketa area lahan ini juga membuat beberapa kepala keluarga terancam kehilangan tempat tinggal. Bentrokan yang terjadi memicu sentimen negatif warganet terhadap TNI.
Kasus bentrok antara TNI dengan warga itu mencuat setelah beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah personel TNI memukuli warga. Peristiwa terjadi pada 4 Januari 2022 pada area persawahan Desa Seituan. Seperti apa impresi warganet atas kericuhan tersebut?
Netray memantau selama periode 3-10 Januari 2022 topik sengketa lahan tersebut. Hasilnya menunjukkan potensi impresi yang diperoleh dari topik sebesar 158 kali. Sebanyak 29 total twit dengan mayoritas twit didominasi oleh akun resmi Twitter portal media daring. Beberapa akun portal media daring tersebut membagikan kembali laman artikel pemberitaan terkait topik dalam media sosial Twitter.
Selain twit dari media daring, terdapat pula twit berisi impresi warganet terkait perselisihan lahan yang terjadi di Deli Serdang. Twit sentimen negatif lebih banyak dibandingkan twit sentimen positif, kebanyakan twit bernada negatif itu mewakili kemarahan masyarakat Desa Seituan terhadap personel TNI.
Opini kemarahan warganet bersentimen negatif kontra dan menyayangkan tindakan kekerasan yang dilakukan TNI. Salah satunya seperti ditwit oleh akun @Pai__C1 yang mendapatkan respons paling banyak dari warganet dengan 7 komentar, 45 like, dan 13 kali retweet.
Selain itu beberapa contoh twit di atas, impresi yang dilemparkan ke publik juga menyoroti perilaku anggota TNI yang dianggap tidak mencerminkan sebagai pelindung masyarakat.
Namun selain opini dengan sentimen negatif, warganet juga memberikan pendapat yang mengarah agar presiden turun tangan langsung dalam penyelesaian konflik.
Mengutip dari Kumparan, Komandan Puspomad TNI AD Letnan Jenderal Chandra Warsenanto Sukotjo menyebut konflik yang terjadi antara TNI dengan warga dipicu oleh kesalahpahaman, menurutnya kasus dapat diselesaikan dengan cara mediasi ataupun dialog. Ia juga menegaskan bahwa TNI tidak menempatkan masyarakat sebagai musuh.
Bentrok Sengketa Lahan dalam Pantauan Media Daring
Selain melakukan pemantauan pada media sosial Twitter, Netray juga memantau media daring dalam mengawal isu tersebut. Bagaimana keramaian isu bentrok ini dalam pandangan media daring?
Netray melakukan pemantauan dengan periode yang sama yakni selama 8 hari. Hasilnya topik sengketa lahan antara TNI dan petani di Deli Serdang diulas oleh 23 portal media dengan total news sebanyak 38 artikel. Melalui kata kunci sengketa tanah && tni && warga dan deli serdang && tni kategori pemberitaan didominasi oleh kategori hukum sebanyak 68%. Kemudian pemberitaan dengan kategori pemerintahan sebanyak 21% dan sisanya berkategori lain.
Pemberitaan sengketa lahan antara TNI dan warga berkategori hukum menyangkut tanggapan resmi dari komandan kodam. Seperti gambar Top Word di atas terdapat kata donald dan hukum. Perselisihan tersebut menurut Kapendam I/BB Letkol Inf Donald Erickson Silitonga bermula saat personel TNI ingin memasang plang tanah yang merupakan hak guna usaha Puskopar TNI. Kemudian terjadi kesalahpahaman antara personel TNI dan masyarakat penggarap lahan.
Apabila dilihat dari gambar Top Word kata plang dan lahan juga memiliki ukuran lebih besar daripada kata lainnya. Hal ini karena topik utama perselisihan yakni tentang pemasangan plang pada area lahan di desa Seituan yang memicu terjadinya bentrok. Dari penjelasan Letkol Donald pihak Puskopar memiliki hak guna lahan tersebut karena sampai saat ini masih membayar pajak.
Korban Sengketa Lahan, Warga Petani hingga Anak-anak Alami Luka
Akibat dari perselisihan lahan seluas 65 hektar tersebut banyak warga dan anak-anak yang mengalami luka-luka. Dilansir dari Tribun Medan, adu fisik antara TNI dan warga mulai memanas ketika TNI hendak memasang plang dan dihadang oleh warga. Banyak warga masyarakat mengalami luka pukulan dari oknum TNI yang hadir dalam pemasangan plang. Tribun Medan juga menghimpun berdasarkan penjelasan warga bahwa anak-anak juga mendapat perlakuan berupa pukulan, cekik, dan ancaman dari oknum TNI.
Buntut panjang dari sengketa lahan ini akan berpengaruh pada beberapa warga yang terancam akan kehilangan tempat tinggal. Sebab lahan tersebut menurut penjelasan Letkol Donald secara resmi di atas sertifikat hak guna milik Puskopar TNI.
Portal Media yang Mengangkat Sengketa Lahan TNI dan Warga Deli Serdang
Konflik antara TNI dan masyarakat sekitar area lahan yang berada di Desa Seituan, Deli Serdang banyak diberitakan oleh portal media lokal seperti Tribun Medan. Kemudian portal media nasional seperti Suara, Kumparan, dan Detik menempati urutan setelahnya dengan dominasi pemberitaan tidak sebanyak portal media lokal.
Demikian analisis Netray, simak ulasan topik terkini lainnya dalam laman blog.netray.id.
Editor: Irwan Syambudi