Djawanews.com – Aksi serangan senjata Rusia ke Ukraina sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022, baik itu melalui serangan darat, laut dan udara. Dalam serangannya itu, Rusia membawa senjata yang dinilai paling brutal di dunia. Dalam minggu pertama serangan, Rusia telah menggunakan berbagai strategi, mulai dari sasaran militer menggunakan rudal jelajah, serangan darat tanpa henti, dan kini mengepung tiga kota besar di Ukraina, termasuk pemboman menggunakan artileri roket dan amunisi tandan di ibu kota Ukraina, Kiev.
Hingga kini, pertempuran senjata Rusia dengan Ukraina telah menyebabkan ratusan korban jiwa dan puluhan ribu warga Ukraina harus mengungsi ke shelter-shelter aman hingga harus mengungsi ke negara-negara tetangga. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan beberapa kali terus berucap akan kemampuan canggih nuklir milik Rusia kepada seluruh dunia. Bahkan, Putin tak segan mengancam kepada dunia yang mencoba ikut campur tangan. Putin menyebut mereka akan menghadapi konsekuensinya.
Berikut Senjata Rusia yang Bakal Digunakan Rusia Melawan Ukraina Jika Terdesak:
- Hulu ledak Nuklir
Rusia memiliki jumlah hulu ledak nuklir yang cukup banyak, meskipun sampai saat ini dirahasiakan jumlahnya. Kendati demikian, dalam sebuah Buletin Ilmuwan Atom, diperkirakan mencapai 4.447 hulu ledak nukir, di mana 1.588 di antaranya dikerahkan pada rudal balistik dan di pangkalan pengebom berat. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan serangan nuklir akan menjadi 'malapetaka' bagi dunia.
- Rudal Jelajah Kalibr
Senjata Rusia yang kedua adalah Rudal Jelajah Kalibr. Rusia telah mengembangkan jelajah jarak jauh yang disebut sebagai 'Kalibr', alat ini dikabarkan merupakan saingan Tomahawk buatan Amerika Serikat. Rudal ini diketahui mampu menjangkau hingga 1.500 mil. Panjangnya sekira 30 kaki, beratnya mencapai 2,3 ton dan mengemas hulu ledak termonuklir seberat 1.100lbs. Kalibr adalah senjata pilihan Rusia dalam hal meluncurkan serangan presisi pada jarak jauh terhadap target musuh.
Kalibr dikembangkan sejak 1990-an dan pertama kalinya digunakan untuk pertempuran pada 2015. Kalibr dapat diluncurkan melalui kapal, kapal selam, atau pasukan darat - dengan versi peluncuran jet yang diperkirakan sedang diproduksi.
- Tank Malka
Seorang pejabat intelijen mengatakan kepada The Independent bahwa Rusia menggunakan howitzer self-propelled 27M Malka 203mm, sistem artileri konvensional paling kuat di dunia. Tank Malka juga dikenal sebagai 2S7 Pion, sistem artileri membawa empat proyektil untuk digunakan segera dan mampu menembakkan amunisi nuklir. Army Recognition juga melaporkan, dengan satu tembakan dari senjata 203mm ini maka sepenuhnya dapat menghancurkan sebuah bangunan yang digunakan sebagai benteng.
- Bom Termobarik
Senjata Rusia selanjutnya adalah Bom Termobarik, dianggap sebagai superweapon paling gahar yang dimiliki Rusia. Lewat senjata ini, dapat membuat orang yang ada di dekatnya langsung 'lenyap', bahkan disebut dapat menghancurkan hingga organ dalam manusia. Vladimir Putin dapat menggunakan senjata termobarik berkekuatan tinggi, yang dijuluki 'bapak segala bom' jika belum juga berhasil menguasai Kiev. Hal ini lah diperingatkan langsung oleh seorang pejabat.
Senjata termobarik adalah bahan peledak bertenaga tinggi yang menggunakan atmosfer itu sendiri sebagai bagian dari ledakan. Alat ini adalah salah satu senjata non-nuklir paling kuat yang pernah dikembangkan.
- Tank TOS-1 Buratino
TOS-1 Buratino adalah sistem peluncur roket ganda yang menembakkan bom termobarik yang ketika meledak, menghabiskan semua oksigen di zona ledakan, membunuh semua orang di area tersebut. Senjata ini didasarkan pada tank tempur utama T-72 era Soviet dengan menara utama dilepas dan diganti dengan sistem peluncur roket yang menampung 30 roket 8,5 inci.
Tank TOS-1 Buratino ini dikembangkan pada pertengahan 1980-an dan roket terarah memiliki jangkauan dua mil. Alat ini sangat efektif melawan kendaraan lapis baja ringan yang menyebabkan kehancuran dalam area berdiameter 1.000 kaki.
- Tsar Bomba
Senjata Rusia terakhir adalah Tsar Bomba. Tsar Bomba adalah bom nuklir terbesar yang pernah dibuat, dan dikembangkan pada puncak Perang Dingin untuk bersaing dengan perangkat termonuklir yang diproduksi oleh AS. Senjata ini belum terkonfirmasi apakah digunakan atau tidak oleh Rusia, namun pada pembacaan pidato kenegaraan 2018, Putin mengklaim bahwa Rusia sekarang memiliki beberapa senjata nuklir kelas baru.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.