Djawanews.com – Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman mengungkapkan terlalu dini untuk bisa menyingkap penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Sabtu (9/1).
Dugaan soal apakah pesawat nahas tersebut meledak sebelum jatuh di laut pun menurutnya haruslah menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sebab kesimpulan lebih dalam hanya dapat diambil usai menyimak data recorder dari black box pesawat.
"Kejadian ini sama dengan Lion Air di Karawang. Kalau kita gabungkan dari data yang beredar, konsisten juga pesawat utuh saat turun. Kena air, baru meledak," analisis Gerry dikutip dari CNBC.
"Di sisi utara bandara awan tebal. Saat mengudara ada perpindahan pilot ke ruang tiga dimensi. Ada challenge yang dirasakan oleh pilotnya dalam kondisi tertentu, ini bisa terjadi konflik di pilotnya. Sehingga dia mulai melakukan aksi yang berbeda dari instrumen," lanjutnya.
Lebih lanjut, penyebab kecelakaan pesawat menurut Gerry bukan hanya berasal dari satu faktor. Melainkan kombinasi disorientasi kru dan faktor cuaca.
Simak terus update seputar kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.