Djawanews - Mari kita belajar untuk ikhlas dari Bulen Binti Ali Umis (45). Dia sudah dua kali tertunda ke tanah suci untuk naik haji. Padahal keberangkatan Bulen ke sana adalah 'warisan' dari suaminya yang sudah berpulang.
Kepergian suami tercinta pada 2020 tak pernah disangka Bulen. Lebih tak menyangka lagi, sang belahan jiwa mewarisi satu porsi haji bagi Bulen. Merujuk kebijakan Kementerian Agama, calon jemaah haji berangkat 2020 yang wafat atau sakit permanen maka dapat melimpahkan porsinya kepada ahli waris.
“Beliau sudah daftar haji pada 2011. Semestinya beliau berangkat tahun 2020. Qadarullah, beliau berpulang ke rahmatullah. Nah porsi hajinya diwariskan ke saya,” ungkap Bulen dalam bahasa Gayo kepada Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Gayo Lues Darmika Yoga, di Gayo Lues, Kamis (17/6/2021). Tulisan ini sudah diwartakan oleh Kementerian Agama.
Bulen sehari-hari bekerja sebagai petani. Dan apa yang terjadi pada dirinya, dianggap rahasia takdir Ilahi. Suratan takdir tak berhenti di sana.
Bulen yang sudah mempersiapkan diri untuk berhaji pada 2020, terpaksa harus menunda perjalanan sucinya.
Pandemi Covid-19 menghantam dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah pun memutuskan keberangkatan seluruh calon jemaah haji 1441 H / 2020 M ditunda. Mencegah penyebaran Covid-19 dan menjaga keselamatan warga negara jadi alasan utama.
Setahun berselang, wabah Covid-19 belum juga bisa dikendalikan dengan optimal. Keputusan penundaan keberangkatan jemaah haji pun kembali diambil Pemerintah.
"Ini karena sayang kita kepada warga negara. Cinta kita kepada calon jemaah. Keselamatan jiwa jadi pertimbangan utama," papar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kala itu saat pengumuman pemberangkatan jemaah haji Indonesia kembali ditunda.
“Saya ikhlas hati dengan keputusan Pemerintah. Ini juga bagian dari takdir. Haji itu betul-betul panggilan Ilahi. Kali ini, mungkin kami belum terpanggil, tapi kami tetap ikhlas menanti,” ungkapnya sambil tersenyum menguatkan diri.
Tak hanya Bulen yang saat ini tengah menata hati. Kepala Kankemenag Gayo Lues Amrun Saleh menyebutkan ada 53 calon jemaah haji batal berangkat asal daerahnya yang telah batal berangkat dua kali.
"Kami tentu prihatin dengan hal ini. Karenanya, saya mengutus langsung tim seksi PHU Kankemenag untuk turun ke lapangan menyambangi para jemaah,” ungkap Amrun.
Tim yang dikirim untuk menyambangi calon jemaah ini bertugas untuk menjelaskan secara rinci kebijakan pemerintah terkait haji ini.
“Ini upaya kami untuk meminimalisir segala berita hoax yang merebak usai pembatalan haji. Jangan kita tambah sedihnya jemaah dengan berita tak bertanggung jawab," kata Amrul.
"Kami sampaikan semua yang menjadi kebijakan pemerintah. Agar tak ada keraguan jemaah untuk tetap semangat mempersiapkan diri ke tanah suci di tahun mendatang,” paparnya.