Djawanews.com – Banyak warga yang tinggal di Lereng Gunung Merapi mengungsi setelah level aktifitas meningkat menjadi Siaga III. Namun ada yang berbeda dengan pengungsian kali ini, mengingat Covid-19 masih menjadi ancaman.
Menurut Panewu Cangkringan Suparmono, protokol kesehatan di barang pengungsian harus tetap dijaga, termasuk dalam hal penyajian makanan. Dirinya menjelaskan jika makanan bagi para pengungsi dibungkus satu per satu agar diharapkan dapat menekan potensi penularan Covid-19.
“Kalau prasmanan sangat riskan terjadi penularan. Apalagi satu sendok dipegang banyak orang potensi menyebarnya virus sangat mudah Di SK Bupati kan untuk kepentingan pesta juga dibungkus tidak ada prasmanan,” papar Suparmono dilansir dari KR, (12/11).
Selain itu, Suparmono juga menerangkan jika setiap hari dapur umum telah menyiapkan 250 hingga 300 nasi bungkus kepada para pengungsi dan relawan.
Kendati demikian, Suparmono tidak menampik jika dalam hal penyajian makanan di dapur umum masih ada kekurangan, seperti belum menggunakan sarung tangan saat menyiapkan makanan.
“Selain relawan dari Tagana, dapur umum juga dibantu dari ibu-ibu PKK. Dalam hal ini pengungsi hanya kami minta untuk menjaga kebersihan barak,” jelas Suparmono.
Terkait menu makanan, Suparmono menjelaskan jika ada perwakilan dari pengungsi yang diminta masukan. Sehingga menu yang disajikan tidak hanya semata-mata dari petugas dapur.
“Kalau soal gisi ada dokter yang menghitung gizi makanan yang disajikan. Selain kesehatan dan psikologi pengungsi, standar gizi mereka juga diperhatikan,” tutup Suparmono.
Selain kondisi makanan para pengungsi Gunung Merapi, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.