Pemerintah menyoroti beberapa hal sebelum pemindahan ibu kota dilakukan.
Ada berbagai alasan yang mendasari Presiden Jokowi melakukan pemindahan ibu kota. Salah satunya adalah untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi di Jawa dan luar Jawa. Presiden ingin menghilangkan kesan Jawa sentris. Anggapan tersebut selama ini memang berkembang di masyarakat Indonesia.
Pemindahan ibu kota diharapkan mampu menghilangkan ketimpangan
Dilansir dari Antara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah ingin mengurangi ketimpangan selama lima tahun ke depan.
“Kita lima tahun ke depan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi ketimpangan ini,” ujar Bambang Brodjonegoro di Gedung Bappenas, Jakarta (11/07)
Dalam pernyataannya, Bambang juga mengatakan bahwa ketimpangan yang terjadi antara Jawa dan luar Jawa cukup terlihat. Kondisi perekonomian Indonesia jadi salah satu contoh kasus yang dia paparkan. Dimana 58 persen dari keseluruhan kegiatan perekonomian berpusat di Pulau Jawa. Sementara 42 persen sisanya tersebar di wilayah luar Jawa.
“Bahkan kalau kita spesifik di daerah Jabodetabek atau di daerah metropolitan Jakarta, maka kontribusi ekonominya kira-kira seperlima atau 20 persen ekonomi Indonesia ada di Jakarta,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
Bambang juga mengatakan, untuk mengurangi ketimpangan tersebut, Pemerintah akan memfokuskan kepada tiga hal, yakni pengembangan industrialisasi di pulau lain selain pulau Jawa, pengembangan kawasan ekonomi baru, serta mengembangkan enam kota metropolitan di luar Jawa. Ketiga hal tersebut akan menjadi fokus pemerintah sebelum pemindahan ibu kota dilakukan.
Terkait pengembangan industrialisasi di luar Jawa, Bambang mengatakan pemerintah akan melakukan hilirisasi sumber daya alam yang ada di luar Jawa. Hilirisasi tersebut berkaitan dengan hasil tambang dan hasil perkebunan. Namun belum dapat dipastikan hilirisasi akan dipusatkan di mana.
“Apakah itu di Kalimantan, Sumatera, maupun Sulawesi, dan ini hilirisasi yang terkait dengan hasil tambang maupun hasil perkebunan,” ujar Bambang.
Terkait fokus kedua, pengembangan kawasan ekonomi baru, Bambang menyebut bahwa pengembangan tersebut akan dilakukan di berbagai kawasan strategis, seperti kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, maupun kawasan pariwisata.
Fokus terakhir mengenai pengembangan kota metropolitan, Menteri menyampaikan, Medan, Palembang, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Denpasar, akan dikembangkan. Pengembangan keenam kota tersebut diharapkan mampu menjadi simpul-simpul ekonomi baru yang lebih besar dibanding sekarang.
Selain mengungkapkan fokus pemerintah sebelum pemindahan dilakukan, Bambang kembali menegaskan bahwa wacana pemindahan bukan wacana. Pemindahan ibu kota disebut Bambang juga bukan hal baru karena sudah digaungkan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto sebelumnya.