Djawanews.com – Menkeu Sri Mulyani Indrawati ikut angkat bicara soal harga kenaika BBM subsidi. Sebelumnya, pemerintah Indonesia resmi menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun, akan ada kekurangan untuk membayar subsidi tersebut sebesar Rp100 triliun pada tahun 2023 karena anggaran subsidi tahun ini pada Sabtu, 3 September.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan jika subsidi diberikan melalui komoditas, dan ditambah dengan adanya kenaikan harga minyak menjadi sekitar US$ 100/barel, maka jumlah subsidi BBM dan listrik masih akan sebesar Rp647 triliun atau Rp653 triliun jika harganya agak menurun sedikit seperti sekarang hingga Desember nanti.
"Dana subsidi masih akan dinikmati mereka yang punya mobil. Jadi memang subsidi melalui komoditas seperti BBM tidak bisa dihindarkan pasti dinikmati oleh kelompok yang memiliki kendaraan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Presiden Jokowi dan Menteri Terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM di Istana Merdeka, Sabtu, 3 September.
Untuk itu, demi menciptakan keadilan, pemerintah memberikan BLT BBM kepada kelompok 40% terbawah, di mana disebutkan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini sebanyak 20,6 juta orang adalah 30% masyarakat termiskin.
"Pertanyaannya untuk tahun depan dalam UU APBN kita mengajukan subsidi BBM sebesar Rp336 triliun. Dan kalau ini dengan kenaikan yang diumumkan oleh Menteri ESDM, kita kemungkinan masih akan ada tambahan Rp100 triliun lagi adanya kurang bayar tahun ini yang masuk ke 2023," Ungkap Mulyani.
Sri Mulyani menyampaikan jika Presiden Jokowi telah menyampaikan nota keuangan RUU APBN 2023 dicadangkan Rp336 triliun untuk subsidi BBM. Namun RUU APBN 2023 saat ini masih dalam tahap pembahasan dengan DPR yang akan selesai pada akhir bulan September ini.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.