Jokowi sudah berniat untuk menjalin pertemuan dengan Prabowo, sehari setelah pemungutan suara pada 17 April lalu.
Usai penetepan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih dalam Sidang Pleno terbuka yang digelas oleh KPU, Minggu (30/6/2019). Sejumlah tokoh mendesak kepada kedua calon presiden, Jokowi dan Prabowo untuk saling bertemu.
Pertemuan antara kedua tokoh nasional tersebut dianggap penting setelah beberapa waktu berseteru dalam sidang sengketa Pilpres 2019. Bahkan, hingga kini, calon presiden nomor urut 02 belum tampak memberikan ucapan selamat kepada Joko widodo atau Jokowi atas terpilihnya sebagai presiden periode 2019-2024.
Sebenarnya, Jokowi sudah memiliki niat untuk bertemu dengan Prabowo sehari setelah pemungutan suara pada 17 April lalu. Bahkan dia mengaku sudah mengirim utusan untuk bertemu dengan Ketua Umum Gerindra itu. Akan tetapi, sampai saat ini pertemuan antara keduanya tak kunjung terjadi.
Di sisi lain, Prabowo sendiri tak banyak berkomentar soal ajakan bertemu Jokowi. Dia (Prabowo) hanya menyebut akan mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan Jokowi.
Hambatan Prabowo bertemu Jokowi
Direktur Program Saeful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas berpendapat, ada banyak pertimbangan yang saat ini dipikirkan prabowo dan menjadi batu sandungan bagi pertemuan antara keduanya (Prabowo dan Jokowi).
Abbas menyebut, ada tiga kondisi yang membuat Prabowo masih enggan untuk menyambut ajakan bertemu Politikus PDIP itu.
Dia mengatakan, kondisi pertama yang menjadi hambatan prabwo adalah faktor psikologis. Kemenangan Jokowi atas Prabowo selama dua kali berturut-turut dalam konstestasi Pilpres membuat rekonsiliasi antara keduanya berlangsung cukup lama.
“Ada kondisi psikologis yang masih harus diatasi, termasuk situasi meredam emosi,” terang Abbas.
Abbas melanjutkan, kondisi yang kedua yakni faktor Politik. Prabowo mesti mempersiapkan langkah secara matang untuk menjalin pertemuan dengan Jokowi. Tanpa hal itu, Prabowo hanya akan dianggap memiliki maksud tersembunyi saat bertemu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Di sisi lain, Prabowo dan Gerindra juga tidak ingin rugi saat pertemuan itu terjalin. Bertemu dengan jokowi, secara tidak langsung juga mengakui kekalahan sendiri juga berarti mengakui keunggulan jokowi.
Adapun kondisi terahkir yakni faktor sosial. Abbas menilai para pendukung Prabowo di kalangan akar rumputi bergesekan cukup keras dengan pendukung Jokowi saat gelaran Pilpres 2019.
Dia berpendapat, Prabowo kemungkinan masih memikirkan reaksi dari para pendukungnya jika dirinya menjalin pertemuan dengan Pokowi. Abbas menyebut, beberapa pendukung Prabowo ini masih ada yang menolak rencana pertemuan ini.
Mereka ini (kelompok pendukung Prabowo) masih merasa kecewa serta sakit hati lantaran calon presiden idolanya kalah dalam kontestasi Pilpres 2019. Rasa kecewa itu semakin membesar setelah disulut oleh pendukung Prabowo sendiri dengan memakai sentimen agama.