Djawanews.com - Banjir bandang disertai tanah longsor yang menimpa 10 kabupaten dan 1 kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah merenggut nyawa 68 orang. Angka ini adalah data paling terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (5/4) pukul 14.00 WIB.
Dari 68 orang yang meninggal dunia, 44 warga Flores Timur, 11 orang di Lembata, 2 orang Ende, dan 11 orang Alor. BNPB juga sudah mendata, 70 orang hilang dengan rincian 26 orang di Flores Timur, 16 orang Lembata, dan 28 orang dari Alor.
Menjelang siang tadi, Presiden Jokowi sudah berbicara kepada publik setelah mendapat laporan dari Kepala BNPB. Kepada seluruh korban bencana alam, Jokowi menyampaikan duka yang mendalam.
"Saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini," kata Jokowi, Senin (5/4/2021).
Jokowi berharap, agar warga di sana mau mengikuti arahan petugas di lapangan. Dia juga meminta supaya warga bisa meningkatkan kewaspadaan dari bencana banjir dan longsor karena meningkatnya curah hujan yang ekstrem.
"Perhatikan selalu peringatan dini dari BMKG dan aparat di daerah," sambung Jokowi.
Saat itu, Jokowi sudah mengeluarkan perintah kepada Kepala BNPB, kepada Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Panglima TNI dan Kapolri. Mereka semua diminta berkolaborasi secara cepat untuk bisa melakukan evakuasi dan penanganan korban bencana serta penanganan dampak bencana.
"Saya minta agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik, seperti bantuan pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar bagi para pengungsi, serta juga perbaikan infrastruktur," tandas Jokowi.