Djawanews.com – Djaliati Sri Nugrahani, arkeolog sekaligus staf pengajar arkeologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada meyakini kompleks candi Dieng dahulu merupakan pusat keagamaan umat Hindu.
Keyakinan arkeolog yang terlibat secara intensif dalam penelitian komplek candi Dieng itu disebabkan keterangan yang tertulis dalam prasasti Kapunuhan yang menyebut Dieng adalah Kailasa.
“Kailasa merupakan puncak gunung suci di Himalaya, tempat tinggal Syiwa. Dieng adalah Kailasa, sehingga Dieng merupakan tempat surganya atau tempat tinggalnya Syiwa. Tampaknya memang Dieng merupakan tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa,” jelas Djaliati Sri Nugrahani dikutip dari BBC.
Senada, Aryadi Darwanto, arkeolog sekaligus petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng mengungkapkan tangga batu atau undak-undakan peninggalan Mataram Kuno yang ditemukan di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah akhir Juli lalu merupakan jalur bagi umat Hindu yang hendak beribadah menuju kompleks candi di dataran tinggi Dieng.
“Itu akses orang-orang untuk menuju ke Dieng. Kebetulan (kompleks candi) di Dieng itu pusat keagamaan. Masyarakat dari kawasan sekitar, seperti Batang, Pekalongan, terutama Wonosobo, dan Banjarnegara, lewat jalur ondo budho untuk melakukan kegiatan keagamaan di Dieng, ” kata Aryadi Darwanto
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.