Djawanews.com – Lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron di DKI Jakarta mulai mengalami penurunan. Menurut Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo, Jakarta telah mencapai puncak penularan Omicron pada tiga hari belakangan.
"DKI sudah mencapai puncak 3 hari yang lalu, mudah-mudahan tren penurunan konsisten, asal pemerintah daerah dan masyarakat juga konsisten dalam menerapkan prokes 3M," ungkap Windhu, dikutip dari kumparan.com, Senin 14 Februari.
Windhu Purnomo mengatakan, menurunnya kasus harian ini merupakan pertanda Indonesia akan segera mengalami puncak gelombang ketiga, yang diprediksikan akhir Februari hingga awal Maret 2022.
"Secara nasional, dari tanda-tanda (angka positif yang mulai menurun kembali meski masih tinggi), Indonesia juga segera mencapai puncak," ucapnya.
Lebih jauh, dia memprediksikan durasi puncak kasus akibat varian Omicron akan terjadi selama 60 hari. Mengingat, pola penyebaran Omicron yang terjadi di banyak negara cukup variatif.
"Prediksi awal berdasarkan pola yang terjadi di banyak negara di dunia yang sudah mencapai puncak, yang durasi mencapai puncak bervariasi dari 30 hari sampai 65 hari. Dan untuk Indonesia digunakan prediksi dengan durasi maksimum, yaitu sekitar 60 hari. Harapannya tentu makin cepat puncak tercapai makin baik," jelas Windhu.
Meskipun terjadi penurunan angka penularan, namun hal ini tidak diiringi dengan kasus kematian yang justru terjadi kebalikannya.
Windhu menjelaskan, walaupun angka kematian naik, namun angkanya masih lebih kecil bila dibandingkan dengan kasus varian Delta pertengahan tahun 2021 lalu.
"Kasus kematian memang sedikit naik, tapi tetap masih sangat rendah dibandingkan kematian di saat gelombang Delta pertengahan tahun lalu, sekitar 1/20-nya," ujar Windhu.
Kasus kematian kali ini, kata Windhu, didominasi oleh pasien yang memiliki komorbid dan usia lanjut. Untuk itu, dia berpesan agar kelompok-kelompok rentan ini segera melengkapi vaksinasi corona hingga booster.
"Nyaris semua kematian dan gejala berat dialami oleh mereka yang punya komorbid atau lansia. Kelompok berisiko tinggi ini memang harus dilindungi, untuk kelompok ini prioritaskan lengkapi vaksinasi primer dan booster, dan jangan melakukan mobilitas dan aktivitas di area publik," tandasnya.
Seperti diketahui, kasus positif harian di DKI mulai meningkat hingga di atas 10 ribu kasus mulai awal Februari 2022. Tertinggi di tahun ini terjadi pada 9 Februari lalu, dengan penambahan sebanyak 14.353 orang.