Djawanews.com – Ketegangan antara Ukraina dan Rusia semakin berdampak besar pada dunia. Yang terbaru, Presiden China Xi Jinping mengklaim meningkatkan anggaran militer China dan bersiap dengan otensi buruk perang terjadi.
Analis Rusia yang mengklaim dirinya sebagai salah satu pengamat politik China, Nikola Vaviloc menuturkan, hubungan Beijing dan Washington tidak pernah membaik sejak lama.
Melansir dari Newsweek, pernyataan Vavulovic juga dikutip oleh media Rusai, Media Monitor, Xi Jinping memang akrab dengan siaga militer sejak dirinya menjabat pemimpin negeri tirai bambu.
"Xi Jinping selalu mensiagakan pasukan militer untuk memenangkan perang. Xi Jinping selalu percaya adanya rencana tersembunyi Amerika," kata dia.
Namun demikian, potensi perang mungkin masih jauh dari perkiraan. Pasalnya, perang urat syaraf antara kedua negara memang sudah terjadi sejak lama meski hal ini tidak mengarah pada perang secara nyata.
Amerika Serikat kerap kali memang terlalu banyak ikut campur dengan urusan politik luar negeri yang bersinggungan dengan China.
Sementara, pejabat Angkatan Darat AS Christine Wormuth sudah memperingatkan pemerintah AS agar mengurangi konflik dengan China lantaran dianggap berbahaya.
China memang terus meningkatkan militer mereka, sebagaimana dikutip dari CNBC International, Kementerian Keuangan China berjanji meningkatkan anggaran pertahanan mereka sebesar 7,2% menjadi 1,56 triliun yuan (sekitar Rp 3.436,2 triliun).
Kenaikan ini bukan hal baru setelah sejak 2019 silam China memang terus meningkatkan anggaran militer mereka. Namun demikian, terlepas dari ketegangan hubungan China dan AS, kenaikan anggaran ini memang perlu dilakukan dengan alasan menghadapi potensi politik Taiwan.
Sayangnya, AS berkali-kali memperlihatkan campur tangan mereka dalam masalah ini dan mendukung Taiwan untuk merdeka.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.