Djawanews.com – Sejak 30 Desember 2019 sampai sekarang 16 Maret 2020, ancaman virus corona semakin meresahkan masyarakat. Dari data Kemenkes yang diterbitkan, sekitar 117 orang dinyatakan positif terjangkit corona.
Dampak lain dari virus corona adalah beberapa kegiatan sosial masyarakat yang terhambat. Salah satunya, pada kegiatan sosial keagamaan yang sekarang banyak dilakukan tanpa tatap muka dan bersentuhan.
Ancaman Virus Corona Hambat Kegiatan Keagamaan
Pimpinan pusat Muhammadiyah mengeluarkan surat maklumat yang berisi himbauan untuk menunda segala kegiatan keagamaan. Beberapa kegiatan seperti pengajian, seminar dan pertemuan keagamaan yang melibatkan banyak orang telah ditiadakan.
Sementara untuk kegiatan beribadah, kepada yang sakit dianjurkan untuk tidak datang ke masjid. Bahkan dalam kondisi darurat, shalat jum’at bisa diganti dengan shalat dhuhur berjamaah di rumah masing-masing.
Sementara itu, Pengurus Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (Arsinu), dr M. Makky Zamzami, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pola makan, berolahraga, mengurangi aktivitas di luar rumah untuk pencegahan tertular virus corona.
Di sisi lain Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) juga menjalankan program e-church untuk menghadapi ancaman virus corona. Program tersebut meniadakan ibadah tatap muka di gereja dengan digantikan khotbah dan renungan lewat radio (live streaming).